GenPI.co - Penanganan wabah covid-19 di Indonesia dikritik oleh Richard C. Paddock melalui media New York Times di Amerika.
Tulisan yang publish pada Jumat (31/7) tersebut berjudul In Indonesia, False Virus Cures Pushed by Those Who Should Know Better.
BACA JUGA: 4 Shio Penuh Hoki, Akan Kembali ke Puncak Kejayaan
Melihat judul tersebut, Indonesia seakan sedang bingung menghadapi pandemic covid-19 ini. Bahkan sejumlah pejabat dan influencer disebut kerap mempromosikan pengobatan covid-19 yang jauh dari sifat ilmiah.
Tentu saja ini menjadi miris, karena penduduk Indonesia yang sangat beragam dan tidak semuanya bisa memilah informasi.
Parahnya lagi, informasi tersebut justru disebarkan oleh orang-orang yang mereka anggap benar seperti pejabat dan influencer.
BACA JUGA: Usai Prabowo ke Turki, Mendadak Presiden Erdogan Telepon Jokowi
Salah satu contoh yang diambil adalah promosi kaling eucalyptus yang diramu dari spesies kayu putih. Kalung tersebut dipercaya mampu membunuh 80 persen partikel virus dalam setengah jam.
Meski begitu, klaim tersebut langsung disanggah oleh para ahli kesehatan, termasuk kepala laboratorium yang mengembangkan ramuan aromaterapi. Ia mengatakan, kalung tersebut tidak efektif menangani virus corona.
BACA JUGA: Ini Akibat Orang Tua Sering Marah pada Anak
Selain itu, di Bali pemerintah setempat mendorong pengobatan menghirup uap arak, minuman tradisional.
Fakta tersebut sangatlah miris, karena seharusnya para pejabat dan influencer memberikan pemahaman berbasis ilmu pengetahuan kepada masyarakat awam.
Namun, kenyataannya justru menjerumuskan mereka ke dalam informasi yang salah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News