GenPI.co - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha mengaku khilaf dan minta maaf atas kelalaian pemerintah, terhadap penemuan dua kasus baru virus corona.
Thailand kembali menemukan dua kasus baru dari luar negeri. Akibat dua kasus impor baru itu, Negeri Gajah Putih bersiap menghadapi gelombang kedua Covid-19.
BACA JUGA: Covid-19 Masih Betah di Tubuh Presiden Brasil Bolsonaro
Lebih dari 400 orang menjalani karantina mandiri. Sebelumnya, setelah 50 hari tanpa kasus penularan baru virus corona.
“Seharusnya tidak terjadi dan saya minta maaf. Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Thailand,” kata Prayuth dalam konferensi pers di Gedung Pemerintahan Thailand, dikutip Channel News Asia, Rabu (15/6).
“Hal ini seharusnya tidak terjadi, karena tidak menghormati peraturan dan kurangnya disiplin serta pertimbangan terhadap ma- syarakat. Ini telah menyebabkan masalah,” ujar Prayuth.
“Yang paling penting sekarang adalah untuk menutup celah ini dan mengakhiri kelemahan seperti itu,” sambung Prayuth.
Kedua kasus impor itu terkait anak perempuan berusia sembilan tahun dari seorang diplomat Sudan di Bangkok, dan seorang perwira militer Mesir dalam misi militer di Provinsi Rayon.
Perwira militer Mesir itu berusia 43 tahun. Ia melakukan perjalanan ke Bandara Internasional U-Tapao di Provinsi Rayong, Thailand pada 8 Juli.
Ia termasuk di antara 31 awak pesawat militer yang terbang dari Mesir ke Uni Emirat Arab dan Pakistan sebelum tiba di Thailand pekan lalu.
BACA JUGA: Ada Kabar Terbaru dari Hana Hanifah, Yuk Simak
Pejabat kesehatan setempat melakukan tes Covid-19 pada semua anggota kru pada hari yang sama. Tetapi hasilnya keluar setelah mereka meninggalkan Thailand menuju Mesir pada 11 Juli. Ternyata, hasil menunjukkan salah satu dari mereka dinyatakan positif terkena virus Corona. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News