Wanita Hebat Suriah, Jalankan Rumah Sakit di Bawah Desing Peluru

11 Februari 2020 08:24

GenPI.co - Sebuah film dokumenter mengenai rumah sakit bawah tanah Suriah yang dikelola oleh seorang dokter wanita , turut masuk dalam nominasi Oscar. Dokter bernama Amani Ballour itu berharap film tersebut mendorong kaum perempuan untuk semakin setara dengan pria.

Film tersebut berjudul The Cave dan masuk dalam daftar film dokumenter terbaik di Academy Awards tahun ini.

BACA JUGA: Joaquin Phoenix, si ‘Joker’ Sabet Aktor Terbaik Oscar 2020

Dalam film itu, Armani Ballour digambarkan menghadapi bombardir bom dan roket dan kekurangan makanan dan obat-obatan. Ia juga menghadapi sikap seksis dari orang-orang sekitar dalam mengola rumah sakit bagi para pemberontak itu.

"Saya berharap ini akan menginspirasi wanita untuk mengubah situasi mereka," kata Ballour kepada Thomson Reuters Foundation melalui telepon sebelum acara penghargaan pada hari Minggu (9/2).

Ia menambahkan, para gadis-gadis muda harus mengetahui hak-hak mereka sehingga dapat meraih apapun yang mereka impikan.

Ballour tumbuh di Ghouta timur, di dekat Damaskus, Ibukota Suriah. Dia awalnya berharap untuk menjadi insinyur, tetapi ditolak oleh keluarganya. Insinyur dianggap sebagai karier yang tidak cocok untuk seorang wanita .  Namun keluarga Ballour  setuju kalau dia menjadi dokter.

Setelah menyelesaikan studi medis umum, ia meninggalkan pelatihannya di bidang pediatri untuk merawat korban luka di Ghouta timur. Kawasan itu dikuasai pemberontak selama pengepungan lima tahun.

BACA JUGA: Masuk Nominasi Oscar, Ini Sinopsis Film 1917

Fasilitas medis itu menghadapi pengeboman terus-menerus oleh tentara Suriah dan sekutu mereka. Para dokter terpaksa bergerak di bawah tanah demi keselamatan dan membangun rumah sakit bawah tanah yang dikenal sebagai The Cave atau gua. Di situlah Ballour bekerja sejak 2013.

Ia masih berusia 29 tahun kala dipilih oleh rekan-rekannya untuk memimpin The Cave. Permasalahan yang berat harus ia hadapi. Tidak ada harus merunduk saat peluru datang serta menghadapi kekurangan pasokan, Ballour juga menghadapi kenyataan bahwa temapt itu penuh dengan orang-orang yang berpaham seksisme.

BACA JUGA: Joanna Palani, Sniper Cantik yang Menghabisi 100 Tentara ISIS

Dalam salah satu adegan film, tampak seorang pria mengatakan kepada Ballour bahwa wanita  sebaiknya mengurus keluarga saja. karena, pria dapat melakukan perkerjaan itu dengan kebih baik.

Film dokumenter itu disutradarai Feras Fayyad yang terinspirasi setelah melihat Ballour dan teman-teman perempuannya ‘bertempur’ untuk eksistensi mereka di rumah sakit itu.

"Tujuan utama kami dari film ini adalah untuk mengatakan yang sebenarnya karena kami pikir pada saat itu tidak ada yang akan selamat," kata Fayyad.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co