Fakta Gagalnya Operasi TNI AL, Pertahankan Sipadan dan Ligitan

26 Januari 2020 03:46

GenPI.co - Peristiwa lepasnya Sipadan dan Ligitan bagai buah simalakama bagi TNI AL. 

Di satu sisi, ada keinginan TNI AL menegakkan kedaulatan Indonesia. Akan tetapi, di sisi lain juga ada teguran.

BACA JUGA: Jurus Pertahanan Menhan Prabowo Cool, Negara Adikuasa Terkesima

Hal tersebut diungkapkan oleh Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Muhammad Ali.

Bahwa dahulu TNI Angkatan Laut sempat mau mengirim Komando Pasukan Katak (Kopaska) untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia di Pulau Sipadan dan Ligitan.

BACA JUGA: Aktris Faye Nicole Hanya Diam, CCTV Jadi Bukti Kencan Narapidana

"Pada saat itu, kami berupaya mematok pulau Sipadan dan Ligitan. Jadi, kami kirimkan Pasukan Katak masuk ke sana. Akan tetapi, kita malah ditegur, waktu itu," ungkap Laksamana Muda TNI Ali dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (24/1).

BACA JUGA: Elektabilitas Anies Baswedan melejit di Atas Risma, Ganjar, Emil

Akhirnya, TNI AL cukup menjaga saja wilayah yang dipersengketakan (status quo) oleh pemerintah Republik Indonesia tersebut sesuai dengan perintah, kendati pemerintah Malaysia banyak melakukan pendekatan pendudukan efektif (effective occupation) di sana.

BACA JUGA: Jika TNI Perang Dengan China, Amerika Serikat Malah Senang...

"Kemudian disampaikan bahwa itu adalah daerah status quo. Kami tidak boleh ke sana. Padahal, Malaysia melaksanakan effective occupation tadi. Jadi, itu kendala-kendala yang kami hadapi," ungkap Ali.

Sengketa Sipadan dan Ligitan adalah persengketaan Indonesia dengan Malaysia atas pemilikan terhadap kedua pulau yang berada di Selat Makassar.

BACA JUGA: Bongkar Makhluk Gaib di CCTV Rumah Sakit, Mbah Mijan Bergetar...

Yaitu Pulau Sipadan dengan koordinat: 4°6′52.86″N 118°37′43.52″E dan Pulau Ligitan dengan koordinat: 4°9′N 118°53′E.

Sengketa tersebut kemudian dibawa ke Mahkamah Internasional dengan keputusan yang akhirnya dimenangi oleh pemerintah Malaysia.

BACA JUGA: Ahok Menyindir Anies Baswedan? Ini Kata Pengamat...

Maka berkaca pada kejadian Sipadan dan Ligitan, TNI tidak menginginkan kejadian serupa terulang lagi di wilayah-wilayah terluar yang dimiliki Indonesia, seperti Ambalat dan di Natuna.

Di Natuna, TNI telah mempersiapkan pangkalan gabungan berupa Satuan TNI Terpadu (STT).

BACA JUGA: Amerika Tawarkan Bantuan di Laut Natuna, Ini Kata Menko Polhukam

Sementara itu, di Ambalat, TNI juga berupaya meningkatkan upaya effective occupation dengan pembangunan mercusuar.

Tidak hanya itu, di pulau-pulau tak berpenghuni yang berbatasan dengan negara lain dikirimkan marinir untuk berjaga. 

Contohnya di Pulau Rondo yang terletak di Laut Andaman dan berbatasan dengan wilayah negara India, yaitu Kepulauan Nikobar.

Pulau itu merupakan wilayah paling utara dari Republik Indonesia dan secara administratif merupakan bagian dari wilayah kota Sabang, Provinsi Aceh.

"Pulau-pulau kecil terluar, kami ada namanya operasi satuan tugas pulau terluar (satgas puter). Di Pulau Rondo, berbatasan dengan India, itu kami tempatkan marinir juga. Enggak ada penduduknya itu pulaunya, tetapi kami tempatkan marinir rolling berapa bulan sekali," pungkas Ali.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co