GenPI.co - Penelitian yang dilakukan NASA menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa jarak jauh yang berlangsung lama akan menyebabkan ganggaun pada aliran darah. Hasil penelitian itu akan berpengaruh pada keputusan untuk mengirim manusia ke Mars.
Penelitian oleh NASA atas astronautnya menunjukkan bahwa terlalu lama berada dalam lingkungan tanpa gravitasi memengaruhi aliran darah pada tubuh bagian atas. Pembulu darah sebelah kiri yang membawa darah dari otak, leher, dan wajah menunjukkan tanda tidak mengalir atau berbalik arah.
Hal itu dapat menghambat urat darah dan berbahaya bagi kesehatan astronaut. Bahkan dalam situasi terburuk dapat berujung kepada kematian.
BACA JUGA: NASA Berencana Lucurkan Satelit untuk Awasi Asteroid Berbahaya
Menurut Daily Express, NASA melakukan penelitian itu kepada 11 orang astronaut yang berada dalam kondisi sehat. Mereka terdiri dari 9 pria dan dua wanita yang rata-rata berusia sekitar 46 tahun dan telah tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama enam bulan.
Tes dilakukan kepada mereka dalam tiga tahap. Tahap pertama selama 50 hari menuju ke berangkatan, tahap kedua dilakukan 150 hari selama di angkasa, dan tahap ketiga selama 40 hari setelah kembali ke bumi.
NASA melakukan penelitian ini selama beberapa tahun terakhir dan dipicu oleh adanya laporan bahwa duapertiga astronaut melaporkan penglihatan mereka menjadi kabur setelah beberapa bulan tinggal di luar angkasa.
BACA JUGA: Lagi, Sebuah Asteroid Diprediksi Melintas Dekat Bumi
Hasil penelitian itu memengaruhi rencana NASA untuk mengirim manusia ke Mars pada tahun 2024. Untuk melakukan perjalanan itu maka astronaut akan berada di dalam pesawat selama 8 bulan dalam kondisi tanpa gravitasi.
Diperlukan pesawat dengan teknologi yang lebih baik bagi para astronaut untuk menghindarkan mereka dari masalah saat berada jutaan kilometer dari rumah sakit terdekat di bumi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News