GenPI.co - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menunjuk mantan Wakil Menteri Keuangan Mcebisi Jonas sebagai utusan khusus untuk Amerika Serikat, Senin (14/4).
Dilansir AP News, langkah itu diambil setelah duta besar Afrika Selatan sebelumnya diusir pemerintahan Donald Trump.
Ramaphosa mengatakan penunjukan Jonas bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara Afrika Selatan dengan AS yang akhir-akhir ini memburuk sejak Trump menjadi presiden.
Trump menuduh pemerintah Afrika Selatan, yang dipimpin mayoritas kulit hitam, memperlakukan warga kulit putih secara tidak adil.
Trump juga menganggap kebijakan luar negeri Afrika Selatan terlalu anti-Amerika.
Oleh karena itu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang memangkas bantuan dana AS untuk Afrika Selatan.
Ketegangan kembali memanas.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Trump mengatakan AS sebaiknya tidak menghadiri KTT G20 2025.
Afrika Selatan saat ini memegang posisi presidensi bergilir G20 dan dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT di Johannesburg pada November mendatang.
"Apakah ini yang kita inginkan untuk G20? Saya rasa tidak!" tulis Trump.
Ketegangan ini memuncak setelah Duta Besar Afrika Selatan untuk AS Ebrahim Rasool dideportasi.
Rasool dianggap menyampaikan komentar yang menyinggung dalam sebuah webinar.
Rasool menyebut bahwa Trump sedang "menyerang kelompok berkuasa" dan slogan Make America Great Again sebagai gerakan yang muncul dari "naluri supremasi."
Menanggapi itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menuding Rasool sebagai politisi yang memecah belah dan memerintahkannya untuk meninggalkan AS.
Hingga kini, Afrika Selatan belum menunjuk duta besar baru untuk Amerika Serikat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News