GenPI.co - Korea Selatan resmi menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintahan baru Suriah yang dipimpin kelompok Islamis, beberapa bulan setelah Presiden Bashar Assad digulingkan, Jumat (11/4).
Dilansir AP News, Bashar Assad dikenal memiliki hubungan dekat dengan Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengunjungi Damaskus untuk menandatangani komunike bersama Menlu Suriah Asaad al-Shaibani.
Langkah tersebut menandai dimulainya hubungan resmi kedua negara, yang sebelumnya tertahan karena kedekatan Suriah dengan Korea Utara.
Dalam pertemuan tersebut, Cho menyampaikan kesiapan Korea Selatan untuk membantu proses rekonstruksi Suriah setelah perang saudara selama 13 tahun.
Dia juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk terlibat dalam pembangunan Kembali dan memperluas bantuan kemanusiaan.
Suriah menyambut baik niat Korea Selatan.
Asaad al-Shaibani menyampaikan harapannya agar Korea Selatan bisa membantu meringankan sanksi internasional terhadap Suriah.
Media pemerintah Korea Utara tidak segera mengomentari Korea Selatan yang menjalin hubungan dengan Suriah.
Korea Selatan kini memiliki hubungan diplomatik dengan 191 negara anggota PBB, semua kecuali Korea Utara.
Hubungan antara Korea Selatan dengan Korea Utara saat ini berada pada titik terendah.
Hal itu seiring dengan meningkatnya aktivitas senjata nuklir dan rudal Korea Utara, serta dukungan Kim Jong Un terhadap Rusia dalam perang Ukraina.
Tahun lalu, Korea Selatan juga membuka hubungan diplomatik dengan Kuba, yang diklaim sebagai "pukulan politik dan psikologis" bagi Korea Utara. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News