GenPI.co - Bank Dunia menyebut biaya rekonstruksi dan pemulihan Lebanon seusai perang Israel-Hizbullah selama 14 bulan bisa mencapai USD 11 miliar, Sabtu (8/3)
Dilansir AP News, laporan dari Bank Dunia mencakup kerusakan dan kerugian di 10 sektor di seluruh negeri.
Laporan tersebut memperkirakan dari USD 11 miliar kebutuhan rekonstruksi dan pemulihan, sebanyak USD 3 miliar hingga USD 5 miliar perlu dibiayai publik, termasuk sektor infrastruktur.
Pembiayaan swasta sekitar USD 6 miliar hingga USD 8 miliar untuk sektor perumahan, perdagangan, industri, dan pariwisata.
Laporan Bank Dunia menyebut biaya ekonomi konflik di Lebanon berjumlah total USD 14 miliar.
Dengan kerusakan bangunan fisik mencapai USD 6,8 miliar dan kerugian ekonomi akibat berkurangnya produktivitas, hilangnya pendapatan, dan biaya operasional mencapai USD 7,2 miliar.
Perumahan merupakan sektor yang paling terdampak dengan kerugian diperkirakan mencapai USD 4,6 miliar.
Untuk diketahui, Hizbullah mulai menembakkan roket melintasi perbatasan pada 8 Oktober 2023, satu hari setelah serangan mematikan Hamas ke Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
Israel menanggapi dengan penembakan dan serangan udara di Lebanon.
Konflik kedua belah pihak pun berubah menjadi perang besar-besaran pada akhir September.
Gencatan senjata yang ditengahi AS mulai berlaku pada akhir November. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News