Sampah yang Dibawa Balon Korea Utara Kembali Jatuh di Kompleks Kepresidenan di Seoul

28 Oktober 2024 17:40

GenPI.co - Sampah yang dibawa balon Korea Utara jatuh di kompleks kepresidenan di pusat kota Seoul pada hari Kamis untuk kedua kalinya , meningkatkan kekhawatiran mengenai kerentanan situs-situs penting Korea Selatan.

Dilansir AP News, insiden itu terjadi setelah kedua Korea yang bermusuhan meningkatkan ancaman dan retorika satu sama lain atas klaim Korea Utara bahwa Korea Selatan menerbangkan pesawat tak berawak di atas ibu kotanya, Pyongyang, untuk menyebarkan selebaran propaganda bulan ini.

Tidak ada barang berbahaya yang ditemukan dalam sampah yang dibuang ke tanah ketika salah satu balon Korea Utara meledak di atas kompleks kepresidenan Korea Selatan pada Kamis pagi, kata dinas keamanan kepresidenan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Intelijen Korea Selatan Sebut Korea Utara Kirim Pasukan Bantu Rusia Perang di Ukraina

Korea Utara telah mengirim ribuan balon berisi kantong sampah seperti plastik dan kertas ke Korea Selatan sejak akhir Mei dalam upaya memulai kembali kampanye psikologis ala Perang Dingin.

Sampah yang jatuh di kompleks kepresidenan Korea Selatan pada bulan Juli juga tidak mengandung bahan berbahaya.

BACA JUGA:  Korea Selatan Minta Penarikan Segera Pasukan Korea Utara yang Diduga Berada di Rusia

Tidak diketahui apakah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berada di kompleks tersebut saat insiden terakhir terjadi.

Kemudian pada hari Kamis, ia bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda yang sedang berkunjung di kantornya.

BACA JUGA:  Ada Laporan Pasukan Korea Utara di Rusia, Korea Selatan Akan Kirim Senjata ke Ukraina

Media Korea Selatan melaporkan bahwa selebaran Korea Utara yang mengkritik Yoon dan istrinya, Kim Keon Hee, ditemukan pada hari Kamis di distrik Yongsan, Seoul, tempat kantor kepresidenan Yoon berada.

Media menerbitkan foto-foto beberapa selebaran yang menggambarkan Kim sebagai Marie Antoinette di zaman modern, ratu yang dipenggal pada tahun 1793 selama Revolusi Prancis. 

Laporan itu mengatakan ini adalah pertama kalinya selebaran propaganda Korea Utara ditemukan di Korea Selatan sejak Korea Utara memulai kampanye balonnya lima bulan lalu.

Dinas keamanan presiden Korea Selatan tidak mengonfirmasi laporan tersebut.

Namun, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kemudian mendesak Korea Utara untuk berhenti menyebarkan "selebaran kasar" yang memfitnah presiden Korea Selatan, dengan peringatan bahwa Pyongyang akan bertanggung jawab sepenuhnya atas segala konsekuensinya.

Para ahli mengatakan Korea Utara kemungkinan tidak memiliki teknologi canggih yang dibutuhkan untuk menjatuhkan balon pada target tertentu. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co