Pemerintah Lebanon Tidak Siap Menghadapi Krisis

28 Oktober 2024 16:40

GenPI.co - Pemerintah Lebanon yang kekurangan uang tidak siap menghadapi krisis atau meningkatnya tuntutan terhadap sistem kesehatannya.

Dilansir AP News, beberapa orang telah dievakuasi karena serangan udara di dekatnya dan kekhawatiran bahwa mereka mungkin menjadi sasaran.

Militer Lebanon telah terpukul keras oleh krisis ekonomi selama lima tahun.

BACA JUGA:  Ramalan Zodiak Libra Beban Keuangan Berkurang, Scorpio Ambil Langkah Maju

Persenjataan militernya sudah tua dan tidak ada sistem pertahanan udara, sehingga tidak dapat bertahan melawan serangan Israel atau menghadapi Hizbullah.

Tentara Lebanon memiliki sekitar 80.000 tentara, sekitar 5.000 di antaranya ditempatkan di wilayah selatan.

BACA JUGA:  Serangan Israel Hantam Kota Pesisir Lebanon Setelah Warga Dievakuasi

Hizbullah memiliki lebih dari 100.000 pejuang, menurut mendiang pemimpin kelompok militan tersebut, Hassan Nasrallah.

Persenjataan kelompok militan tersebut, yang dibangun dengan dukungan dari Iran, lebih canggih.

BACA JUGA:  Apa Lembaga Keuangan Terkait Hizbullah yang Menjadi Target Israel di Lebanon?

Sementara itu, adanya Konferensi Paris bertujuan untuk mengoordinasikan dukungan internasional guna memperkuat angkatan bersenjata Lebanon sehingga mereka dapat ditempatkan di wilayah selatan negara tersebut sebagai bagian dari kesepakatan potensial untuk mengakhiri perang.

Kesepakatan semacam itu dapat membuat Hizbullah menarik pasukannya dari perbatasan.

Dukungan kepada militer Lebanon ini mencakup “bantuan perawatan kesehatan, bahan bakar, peralatan kecil, tetapi juga mendukung rencana untuk merekrut setidaknya 6.000 tentara tambahan dan memungkinkan pengerahan setidaknya 8.000 tentara tambahan di selatan,” kata Macron.

Paris juga berupaya membantu memulihkan kedaulatan Lebanon dan memperkuat lembaga-lembaganya.

Negara tempat Hizbullah beroperasi secara efektif sebagai negara dalam negara itu telah tidak memiliki presiden selama dua tahun sementara faksi-faksi politik gagal menyepakati presiden baru.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dalam rekaman video, menyerukan kepada para pemimpin Lebanon “untuk mengambil tindakan tegas guna memastikan berfungsinya lembaga-lembaga negara dengan baik guna menghadapi tantangan politik dan keamanan negara yang mendesak.” (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co