GenPI.co - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan mempertahankan posisi mereka meskipun ada peringatan dari Pasukan Pertahanan Israel untuk mundur, kata juru bicara pasukan PBB pada hari Jumat.
Dilansir AP News, Andrea Tenenti dari UNIFIL, pasukan sementara di Lebanon, mengatakan bahwa keputusan “bulat suara” telah diambil oleh 50 negara penyumbang pasukan dan Dewan Keamanan agar UNIFIL mempertahankan posisinya.
Hal itu sebagai bagian dari tujuannya untuk memantau konflik dan bekerja untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan mencapai warga sipil yang membutuhkan.
"IDF telah berulang kali menargetkan posisi kami, membahayakan keselamatan pasukan kami, selain Hizbullah meluncurkan roket ke Israel dari dekat posisi kami, yang juga membahayakan pasukan penjaga perdamaian kami," kata Tenenti dalam jumpa pers PBB di Jenewa melalui video.
Awal bulan ini, UNIFIL mengatakan sebuah tank Israel "langsung" menembaki markas besarnya di kota Naqoura, merobohkan sebuah menara observasi dan melukai dua pasukan penjaga perdamaian Indonesia.
Jerman mengatakan pada hari Kamis bahwa sebuah kapal angkatan laut Jerman yang dikerahkan sebagai bagian dari UNIFIL di lepas pantai Lebanon menembak jatuh sebuah pesawat nirawak yang tidak diketahui asalnya.
Tenenti mengatakan memburuknya keamanan dalam beberapa minggu terakhir akibat pertempuran antara Hizbullah dan pasukan Israel telah memaksa UNIFIL, yang memiliki sekitar 10.000 personel, untuk menangguhkan sebagian besar, tetapi tidak semua, patroli di dekat perbatasan “Garis Biru” di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
"Saat ini, kami menyaksikan ratusan lintasan, dan terkadang lebih, melintasi Garis Biru setiap hari, yang memaksa pasukan penjaga perdamaian kami menghabiskan waktu berjam-jam di tempat perlindungan untuk memastikan keselamatan mereka, yang tetap menjadi prioritas utama kami," katanya dari Beirut.
UNIFIL tetap bertahan di sana “meskipun IDF menuntut untuk pindah dari posisi yang dekat dengan Garis Biru,” kata Tenenti, seraya menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian memiliki 29 posisi “yang sangat dekat, hingga lima kilometer” (sekitar 3 mil) dari Garis Biru.
Ia mengatakan, ia tidak mengetahui adanya kasus di mana pasukan UNIFIL menembakkan senjatanya untuk membela diri.
“Pembelaan diri dapat digunakan, tetapi kita juga harus sangat pragmatis tentang kapan menggunakannya dan bagaimana menggunakannya karena kita tidak ingin menjadi bagian dari konflik,” kata Tenenti.
“Terserah kepada komandan di lapangan untuk memutuskan kapan saatnya menggunakan pembelaan diri.”
Badan migrasi PBB telah melaporkan bahwa hampir 800.000 orang telah mengungsi secara internal di Lebanon, tiga dari lima di antaranya dipindahkan dari wilayah operasi UNIFIL, katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News