GenPI.co - Yaman berisiko terseret lebih jauh ke dalam eskalasi militer di Timur Tengah yang terus meningkat dan bisa lepas kendali, kata utusan khusus PBB untuk negara termiskin di dunia Arab itu pada hari Selasa.
Dilansir AP News, Hans Grundberg menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Yaman sangat disesalkan menjadi bagian dari eskalasi tersebut.
Ia memperingatkan bahwa serangan berulang-ulang terhadap pelayaran internasional oleh pemberontak Houthi “telah secara signifikan meningkatkan risiko bencana lingkungan” di Laut Merah.
Baik Grundberg maupun kepala kemanusiaan sementara PBB Joyce Msuya mendesak Houthi yang didukung Iran untuk menghentikan serangan mereka terhadap pelayaran internasional.
Kelompok pemberontak tersebut mulai mendukung kelompok militan Hamas yang didukung Iran setelah serangannya pada 7 Oktober di Israel yang memicu perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Para pejabat PBB juga menuntut pembebasan puluhan personel PBB, staf organisasi non-pemerintah dan misi diplomatik, serta anggota masyarakat sipil, yang sebagian besar ditahan sejak Juni.
Msuya menyebut laporan terbaru Houthi tentang sejumlah besar orang yang ditahan untuk "penuntutan pidana" tidak dapat diterima dan tuduhan terhadap mereka salah.
Ia mengatakan tiga orang adalah personel PBB, dua dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB yang berpusat di Paris dan satu dari kantor hak asasi manusia PBB yang berpusat di Jenewa. Mereka ditahan pada awal tahun 2021 dan 2023.
Houthi telah terlibat dalam perang saudara dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung oleh koalisi yang dipimpin Saudi, sejak 2014, ketika mereka menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara.
Harapan untuk perundingan damai sirna setelah serangan 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera, dengan sekitar 100 orang masih ditahan.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat, yang tidak mengatakan berapa banyak yang merupakan pejuang tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.
Menanggapi serangan Houthi, koalisi pimpinan AS telah melakukan serangan udara di Yaman, dan Israel telah menyerang pelabuhan Hodeida, lokasi utama pengiriman bantuan dan barang komersial yang sangat penting karena negara tersebut bergantung pada impor. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News