GenPI.co - Palang Merah Internasional telah mengerahkan tim dokter bedah untuk merawat luka terkait perang di Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri yang dikelola pemerintah di Beirut, Lebanon.
Dilansir AP News, banyak pasien telah dievakuasi dari rumah sakit di selatan karena serangan Israel meningkat dalam perang melawan kelompok militan Hizbullah.
Sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi dari Lebanon selatan dan timur.
Kepala ICRC di Lebanon, Simone Casabianca-Aeschlimann, mengatakan pada hari Rabu bahwa sistem perawatan kesehatan negara itu kewalahan karena banyaknya pasien yang terluka.
"Fakta bahwa kita tidak tahu bagaimana konflik ini akan berkembang dan apa yang akan terjadi bagi kita sungguh sangat menyulitkan," katanya kepada The Associated Press.
Awal bulan ini, ICRC mengirimkan pasokan medis termasuk peralatan operasi perang untuk merawat sekitar 2.000 pasien kritis di lebih dari selusin rumah sakit di Lebanon.
Setidaknya 2.350 orang tewas dan lebih dari 10.900 orang terluka sejak konflik dimulai setahun lalu, sebagian besar terjadi sejak akhir September, kata otoritas Lebanon.
Sementara itu, pesawat tempur Israel menyerang sebuah gedung dua lantai di Yammouneh, di Lembah Bekaa, menewaskan dua orang, menurut Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon.
Korban dalam serangan Rabu sore adalah seorang wanita setempat dan seorang pengungsi, kata laporan itu.
Dua orang tewas dan sembilan lainnya cedera dalam serangan udara terpisah di jalan raya Rayak-Baalbek, kata Kementerian Kesehatan.
Beberapa tentara Lebanon cedera, kantor berita tersebut melaporkan.
Serangan udara Israel di Douair, dekat Nabatieh di Lebanon selatan, menghancurkan pertokoan dan apartemen hunian, kata laporan itu. Tidak jelas apakah ada korban jiwa. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News