Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon Diserang, Dewan Keamanan PBB Prihatin

17 Oktober 2024 16:40

GenPI.co - Dewan Keamanan PBB telah menyatakan kekhawatiran yang kuat setelah beberapa pasukan penjaga perdamaian PBB terluka ketika mereka diserang di Lebanon selatan.

Dilansir AP News, PBB telah menegaskan kembali dukungannya terhadap peran misi penjaga perdamaian "dalam mendukung keamanan regional.”

Pernyataan dewan pada hari Senin merupakan reaksi pertamanya terhadap meningkatnya serangan melintasi batas yang ditentukan PBB antara Israel dan Lebanon, dan penembakan terhadap posisi garis depan pasukan penjaga perdamaian yang dikenal sebagai UNIFIL.

BACA JUGA:  AS Perluas Sanksi terhadap Iran sebagai Respons atas Serangan Rudal ke Israel

Pernyataan itu tidak menyebutkan nama Israel atau militan Hizbullah yang telah menembaki Israel untuk mendukung Hamas di Gaza sejak kelompok perlawanan yang didukung Iran itu melakukan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Pernyataan tersebut mendesak semua pihak “untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel UNIFIL dan lokasi PBB.”

BACA JUGA:  Warga Palestina di Gaza Utara Menggambarkan Pemboman Besar-besaran Israel

Anggota dewan juga menyatakan "keprihatinan mendalam" atas jatuhnya korban sipil, rusaknya infrastruktur, dan meningkatnya jumlah pengungsi. Mereka meminta semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional, yang mengharuskan perlindungan warga sipil.

Anggota dewan menyerukan implementasi penuh resolusi dewan yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah tahun 2006 “dan mengakui perlunya tindakan praktis lebih lanjut untuk mencapai hasil tersebut.”

BACA JUGA:  Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Jadi Sasaran Perang Israel Lawan Hizbullah

Resolusi tersebut menyerukan agar tentara Lebanon dikerahkan ke seluruh wilayah selatan dan agar semua kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah, dilucuti senjatanya.

Namun tidak satu pun dari hal tersebut yang terjadi. Mandat UNIFIL mencakup pemantauan perbatasan dan dukungan terhadap pelaksanaan resolusi tersebut.

Dewan Keamanan “juga menekankan perlunya upaya diplomatik yang akan mengakhiri konflik secara langgeng dan memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali ke rumah mereka dengan selamat.”

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegur PBB, dengan menggambarkan kegagalannya dalam melindungi pasukan penjaga perdamaian di Lebanon sebagai hal yang “memalukan” dan “mengkhawatirkan.”

Pasukan Sementara PBB di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, telah menjadi sasaran serangan langsung dalam seminggu terakhir, dengan pasukan Israel menembaki markas besar dan posisi pasukan penjaga perdamaian.

"Tank-tank Israel memasuki wilayah UNIFIL, menyerang pasukan penjaga perdamaian, bahkan melukai beberapa dari mereka. Namun, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa hanya menonton para bandit ini dari tribun. Ini adalah kelemahan. Ini adalah bentuk penyerahan diri kepada agresi Israel," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin.

"Citra Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bahkan tidak dapat melindungi personelnya sendiri sangat memalukan dan mengkhawatirkan bagi sistem internasional," katanya. "Kita bertanya pada diri sendiri, apa lagi yang ditunggu Dewan Keamanan untuk menghentikan Israel."

Presiden Turki secara konsisten menyerukan reformasi PBB, khususnya Dewan Keamanan, dan mengatakan tidak adil jika keputusan global dibuat oleh lima anggota tetapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co