GenPI.co - AS, Prancis, dan sekutu lainnya bersama-sama menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari untuk memungkinkan negosiasi dalam konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah yang telah menewaskan lebih dari 600 orang di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir AP News, Pernyataan bersama yang dinegosiasikan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York tersebut menyatakan bahwa pertempuran baru-baru ini “tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima berupa eskalasi regional yang lebih luas.”
"Kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi," kata pernyataan itu.
"Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera mendukung gencatan senjata sementara."
AS berharap kesepakatan baru itu dapat menghasilkan stabilitas jangka panjang di sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Baku tembak antara Israel dan Hizbullah selama berbulan-bulan telah menyebabkan puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, dan serangan yang meningkat selama seminggu terakhir telah memicu kembali kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Sementara kesepakatan itu hanya berlaku di perbatasan Israel-Lebanon, pejabat AS mengatakan mereka ingin memanfaatkan jeda tiga minggu dalam pertempuran untuk memulai kembali negosiasi yang terhenti untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas, kelompok militan lain yang didukung Iran, setelah hampir setahun perang di Gaza.
Para pejabat AS mengatakan Hizbullah tidak akan menandatangani proposal gencatan senjata baru tersebut, tetapi yakin pemerintah Lebanon akan mengoordinasikan penerimaannya dengan kelompok tersebut.
Mereka mengatakan mereka berharap Israel akan "menyambut" proposal tersebut dan mungkin menerimanya secara resmi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Majelis Umum pada hari Jumat.
Kantor Netanyahu mengatakan rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Prancis hanyalah sebuah usulan dan Perdana Menteri, yang sedang terbang ke Amerika Serikat, belum menanggapinya.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang bertindak sebagai perdana menteri sementara selama perjalanan Netanyahu ke luar negeri, mengatakan tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara.
Ia berjanji akan melanjutkan pertempuran di sana "dengan kekuatan penuh hingga kemenangan" serta memulangkan puluhan ribu warga Israel yang dievakuasi dari rumah mereka di wilayah utara.
Kantor perdana menteri menambahkan bahwa militer Israel terus menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon dan Gaza. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News