GenPI.co - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpendapat pada hari Selasa di Dewan Keamanan PBB bahwa Rusia perlu dipaksa untuk berdamai, dan mengatakan tidak ada gunanya melakukan perundingan damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir AP News, di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi pada hari Rabu bahwa seruan presiden Ukraina untuk pemaksaan adalah “kesalahan fatal” dan “kesalahpahaman yang mendalam, yang tentu saja, pasti akan berdampak pada rezim Kyiv.”
Zelenskyy mendesak para pemimpin dunia pada hari Rabu untuk mendukung negaranya dan tidak mencari “jalan keluar” alih-alih “perdamaian yang sejati dan adil” setelah lebih dari dua tahun perang Rusia.
Di saat ia menghadapi tekanan yang makin besar dari sekutu Barat dan beberapa rekan Ukrainanya untuk merundingkan gencatan senjata, Zelenskyy mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa tidak ada alternatif untuk "rumus perdamaian" yang ia ajukan dua tahun lalu.
Di antaranya, ia mengupayakan pengusiran semua pasukan Rusia dari Ukraina dan pertanggungjawaban atas kejahatan perang.
“Setiap upaya paralel atau alternatif untuk mencari perdamaian, pada hakikatnya, merupakan upaya untuk memperoleh jalan keluar, bukan untuk mengakhiri perang,” katanya.
“Jangan memecah belah dunia. Jadilah bangsa yang bersatu,” pintanya. “Itu akan mendatangkan perdamaian bagi kita.”
Rusia belum mendapat giliran untuk berbicara di pertemuan tahunan para presiden, perdana menteri, raja, dan pejabat tinggi lainnya.
Para diplomat Rusia tingkat rendah menduduki kursi negara di aula pertemuan besar selama pidato Zelenskyy.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri pertemuan tingkat tinggi tahun ini di Majelis Umum.
Perang di Ukraina menjadi pusat perhatian dalam dua kali pertemuan tahunan PBB terakhir para pemimpin dunia.
Namun tahun ini, perang Israel-Hamas di Gaza dan eskalasi perkembangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon menjadi sorotan utama.
Ukraina dan Rusia, dengan salah satu tentara terkuat di dunia, terkunci dalam pertempuran sengit di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 kilometer (600 mil).
Perang dimulai saat Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan telah menewaskan puluhan ribu orang.
Rusia telah mendapatkan momentum di wilayah timur Ukraina. Sementara itu, Ukraina mengejutkan Rusia dengan mengirim pasukan melintasi perbatasan dalam serangan berani bulan lalu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News