GenPI.co - China melakukan uji coba rudal balistik antarbenua ke Samudra Pasifik pada hari Rabu, yang memicu kekhawatiran keamanan di kawasan yang sudah tegang akibat klaim teritorial Beijing dan persaingan dengan AS.
Dilansir AP News, ICBM tersebut membawa hulu ledak tiruan dan jatuh ke wilayah laut yang ditentukan, kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial.
Peluncuran oleh Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat merupakan bagian dari pelatihan tahunan rutin, mematuhi hukum internasional dan tidak ditujukan terhadap negara atau target mana pun, menurut pernyataan itu.
Tidak jelas seberapa sering China melakukan uji coba pada jarak tersebut. Pada tahun 1980, China meluncurkan ICBM ke Pasifik Selatan.
Sebuah peta yang diterbitkan di surat kabar China saat itu menunjukkan daerah sasaran berbentuk lingkaran di tengah cincin yang dibentuk oleh Kepulauan Solomon, Nauru, Kepulauan Gilbert, Tuvalu, Samoa barat, Fiji, dan New Hebrides.
AS dan organisasi non-pemerintah mengatakan China telah membangun silo rudalnya, tetapi tidak jelas berapa banyak rudal dan hulu ledak nuklir yang telah ditambahkan ke persenjataannya.
China biasanya meluncurkan rudal ke arah gurun baratnya dari pantai timurnya, kata James Acton, salah satu direktur Program Kebijakan Nuklir dan peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace.
Fakta bahwa China meluncurkan uji coba yang jatuh di perairan internasional merupakan hal yang tidak biasa, tetapi mencerminkan pengujian yang dilakukan Amerika Serikat terhadap armada rudal balistiknya sendiri.
"Ketika mereka tidak melakukan sesuatu selama 44 tahun dan kemudian mereka melakukannya, itu penting," kata Acton kepada The Associated Press.
"Itu cara China memberi tahu kita, 'Seperti Anda, kami tidak malu memiliki senjata nuklir dan kami akan berperilaku seperti negara nuklir besar.'"
Peluncuran tersebut dilakukan di tengah berlangsungnya Sidang Umum PBB di New York.
China adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto dan telah berupaya untuk memperoleh pengaruh atas departemen-departemen utamanya yang melibatkan hak asasi manusia dan yang sejalan dengan sistem otoriternya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News