GenPI.co - Militer Israel mengatakan pihaknya tengah melancarkan gelombang serangan udara di Lebanon selatan, yang menargetkan infrastruktur kelompok militan Hizbullah.
Dilansir AP News, dikatakannya serangan itu telah memicu ledakan sekunder, yang menurut militer menunjukkan adanya senjata yang disimpan di dalam gedung-gedung tersebut.
Juru bicara militer Avichay Adraee mengeluarkan seruan pada X agar penduduk “desa-desa Lebanon” mengungsi, tetapi tidak menyebutkan desa mana saja.
Serangan itu terjadi setelah militer Israel melaporkan bahwa 100 roket telah ditembakkan ke wilayah Israel dari Lebanon sejak tengah malam.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon selama dua hari terakhir telah mencapai 558, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita.
Menteri Kesehatan Firass Abiad mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa 1.835 orang juga terluka sejak awal hari sebelumnya. Mereka dibawa ke 54 rumah sakit di seluruh Lebanon, katanya.
Abiad menambahkan bahwa empat paramedis termasuk di antara mereka yang tewas, dan 16 paramedis dan petugas pemadam kebakaran termasuk di antara yang terluka.
Sementara itu, maskapai penerbangan di Uni Emirat Arab, pusat utama perjalanan Timur-Barat, telah membatalkan penerbangan ke Lebanon karena adanya kebakaran perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
Maskapai penerbangan jarak jauh Emirates dan Etihad membatalkan penerbangan mereka pada hari Selasa, begitu pula FlyDubai, maskapai berbiaya rendah.
Maskapai penerbangan utama Mesir juga membatalkan penerbangannya ke Lebanon pada hari Selasa. EgyptAir mengoperasikan dua penerbangan setiap hari antara Kairo dan Beirut.
Juga pada hari Selasa, media Israel melaporkan bahwa Wizz Air, British Airways, Iberia dan Azerbaijan Airlines termasuk di antara beberapa maskapai yang membatalkan penerbangan ke bandara Ben-Gurion Israel di Tel Aviv. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News