GenPI.co - Pemimpin militer dari AS dan China bertemu di Beijing untuk perundingan rutin yang baru dilanjutkan setelah ditangguhkan selama dua tahun karena hubungan kedua negara memburuk.
Dilansir AP News, pertemuan tersebut berakhir pada hari Minggu dan para pejabat membahas berbagai isu yang sedang berlangsung seperti Taiwan, perang Rusia-Ukraina, dan bentrokan di Laut China Selatan.
Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan untuk China, Taiwan, dan Mongolia memimpin delegasi untuk terlibat dalam Perundingan Koordinasi Kebijakan Pertahanan bilateral, yang terakhir diadakan pada bulan Januari.
Meskipun perundingan tersebut tidak diharapkan dapat menyelesaikan perbedaan pendapat yang telah berlangsung lama mengenai berbagai isu mulai dari klaim Laut Cina Selatan hingga Taiwan, AS terus mendorong diskusi tersebut sebagai cara untuk menghindari konflik.
Pertemuan tersebut diadakan setelah Chase menghadiri forum Xiangshan di Beijing, sebuah forum pertahanan yang merupakan jawaban China terhadap Dialog Shangri-La.
Komunikasi antara kedua militer terputus pada tahun 2021, karena ketegangan AS-China meningkat karena meluasnya perbedaan dalam berbagai isu seperti kedaulatan Taiwan, asal usul COVID-19, dan masalah ekonomi.
Beijing telah mengabaikan permintaan AS untuk terlibat di masa lalu, terutama terkait penyadapan antara pesawat dan kapal AS dan China.
Sementara komunikasi dilanjutkan setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu di San Francisco November lalu, tidak jelas apakah pembicaraan dapat dilanjutkan karena AS bersiap untuk pemilihan presiden.
Dalam pembicaraan bilateral tersebut, kedua pihak membahas dukungan China bagi Rusia selama perang Ukraina yang sedang berlangsung, serta tindakan China di Laut Cina Selatan, kata seorang pejabat senior pertahanan AS yang memberi pengarahan kepada wartawan tentang pertemuan tersebut.
Pada hari Minggu, kapal Filipina di beting yang disengketakan, BRP Teresa Magbanua, telah berangkat untuk memasok ulang dan memberikan perawatan medis kepada awak kapalnya.
Pejabat pertahanan tersebut mengatakan bahwa mereka "memantau perkembangan lebih lanjut di sana dengan sangat cermat." (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News