GenPI.co - Rusia telah melancarkan serangan balasan di wilayah Kursk untuk mengusir pasukan Ukraina yang menyerbu perbatasan dan menempatkan wilayah Rusia di bawah pendudukan asing untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, kata presiden Ukraina pada hari Kamis.
Dilansir AP News, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Moskow telah merebut kembali 10 permukiman di Kursk dan mencantumkan nama-nama permukiman tersebut, tetapi tidak menggambarkan pertempuran itu sebagai serangan balik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia mengambil "tindakan serangan balik" tetapi pasukan Ukraina telah mengantisipasi tindakan tersebut dan siap untuk bertempur.
Ukraina melancarkan serangan berani ke Kursk pada 6 Agustus, sebagian dengan harapan bahwa Rusia akan mengalihkan pasukannya ke sana dari Donetsk di Ukraina timur tempat serangan tentara Rusia mengancam akan menyerbu sabuk benteng pertahanan utama.
Operasi lintas perbatasan juga meningkatkan moral Ukraina setelah berbulan-bulan menerima berita suram dari garis depan dengan mengungkap kelemahan Rusia dan mengambil inisiatif di medan perang.
Operasi ini juga berupaya membangun zona penyangga untuk mencegah serangan Rusia.
Tanggapan Moskow yang membingungkan menunjukkan bahwa Rusia tidak merencanakan perkembangan seperti itu dan terkejut.
Mengumpulkan pasukan untuk melakukan serangan balik, mengingat jarak yang jauh dan tuntutan lain di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 kilometer (600 mil), diperkirakan akan memakan waktu.
Tentara Rusia telah merangsek masuk lebih dalam ke wilayah timur Ukraina, khususnya Donetsk, dan telah menggempur wilayah Ukraina dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang tiada henti.
Serangan rudal Rusia pada hari Kamis menewaskan tiga orang dan melukai dua lainnya, semuanya pekerja Ukraina di Komite Palang Merah Internasional, kata Ombudsman Hak Asasi Manusia Ukraina, Dmytro Lubinets.
Jumlah korban tewas tersebut merupakan yang terbesar di antara staf organisasi kemanusiaan yang berpusat di Jenewa tersebut sejak ledakan bom menewaskan tiga orang di bandara Aden di Yaman pada tahun 2020. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News