GenPI.co - Sejumlah besar warga Israel kembali turun ke jalan untuk memprotes kegagalan pemerintah dalam mengamankan pemulangan para sandera yang tersisa di Gaza.
Dilansir AP News, sementara rumah sakit dan otoritas setempat mengatakan serangan udara Israel di wilayah tersebut menewaskan lebih dari selusin orang pada Sabtu malam.
Protes baru ini terjadi seminggu setelah salah satu demonstrasi perang terbesar menyusul ditemukannya enam sandera lainnya yang tewas di Gaza.
Juga setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak tekanan untuk kesepakatan gencatan senjata dan menyatakan bahwa "tidak seorang pun akan berkhotbah kepada saya."
"Saya kira bahkan mereka yang mungkin enggan keluar, yang tidak terbiasa berunjuk rasa, yang bersedih tetapi lebih suka berada di ruang pribadi dalam kesedihan mereka, memahami bahwa suara kita harus bersatu dalam satu teriakan besar: Bawa para sandera dengan kesepakatan. Jangan pertaruhkan nyawa mereka," kata seorang pengunjuk rasa di Tel Aviv, Efrat Machikawa, keponakan sandera Gadi Moses.
Israel telah mendapat tekanan yang meningkat dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Tetapi Netanyahu bersikeras agar Israel terus mengendalikan koridor Philadelphia, jalur sempit di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, tempat Israel menuduh Hamas menyelundupkan senjata. Mesir dan Hamas membantahnya.
Israel terus melancarkan serangan militernya. Di kamp pengungsi perkotaan Nuseirat di Gaza bagian tengah, Rumah Sakit Al-Awda mengatakan telah menerima sembilan jenazah yang tewas dalam dua serangan udara.
Satu serangan menghantam sebuah bangunan tempat tinggal, menewaskan empat orang dan melukai sedikitnya 10 orang, sementara lima orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Nuseirat bagian barat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News