GenPI.co - Ukraina mengatakan memiliki senjata jarak jauh buatan dalam negeri yang memungkinkannya menyerang jauh ke Rusia tanpa meminta izin dari sekutu.
Dilansir AP News, dengan karakteristik rudal dan drone, “Palianytsia” diciptakan karena kebutuhan mendesak, kata pejabat Ukraina, karena Rusia telah mendominasi langit sejak pecahnya perang pada Februari 2022.
Presiden Volodymyr Zelenskyy pada hari Sabtu mengonfirmasi keberadaan Palianytsia, sejenis roti Ukraina, dan sebuah kata yang sangat sulit diucapkan dengan benar sehingga digunakan untuk mengungkap mata-mata yang dicurigai di awal perang.
Zelenskyy menyebutnya sebagai senjata "kelas baru".
Hari Sabtu, yang menandai peringatan 33 tahun kemerdekaan Ukraina dari bekas Uni Soviet, juga menyaksikan penggunaan pertama senjata baru tersebut, yang menargetkan instalasi militer Rusia di wilayah yang diduduki, kata sejumlah pejabat tanpa memberikan rincian.
Sebuah video militer Ukraina mengisyaratkan bahwa jangkauannya mencapai 700 kilometer (430 mil), setara dengan ATACMS yang dipasok AS.
Video itu memperlihatkan peta dengan berbagai lapangan udara, termasuk pangkalan udara Savasleyka milik Rusia, yang berada dalam jangkauan tersebut, dan menambahkan bahwa Palianytsia dapat menjangkau sedikitnya 20 lapangan udara Rusia.
Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya menyediakan senjata jarak jauh bagi Ukraina, tetapi melarangnya meluncurkannya jauh ke Rusia karena khawatir akan meningkatkan eskalasi perang.
Ukraina dapat menargetkan wilayah perbatasan, tetapi ingin masuk lebih dalam ke wilayah Rusia yang sedang mengalami krisis infrastruktur.
Institut Studi Perang mengatakan Rusia "memanfaatkan ruang perlindungan di daerah-daerah terpencil" untuk infrastruktur militer.
Diperkirakan sedikitnya 250 target penting secara militer di Rusia berada dalam jangkauan rudal ATACMS, tetapi pembatasan saat ini hanya memungkinkan Ukraina untuk menyerang 20 di antaranya.
Menteri Teknologi Ukraina, Mykhailo Fedorov, mengatakan kepada The Associated Press dalam wawancara pertamanya tentang senjata baru tersebut bahwa langkah selanjutnya adalah meningkatkan produksi.
"Saya rasa ini akan mengubah permainan karena kami akan mampu menyerang di tempat yang tidak diduga Rusia saat ini," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News