GenPI.co - Perselisihan diplomatik telah meletus antara Polandia dan Hongaria yang menyingkap ketegangan mendalam di Eropa mengenai cara menghadapi Rusia saat negara itu melancarkan perang terhadap Ukraina.
Dilansir AP News, Polandia, seperti halnya Jerman, Prancis, dan sebagian besar negara Eropa lainnya, adalah sekutu setia Ukraina.
Sementara Perdana Menteri populis Hongaria Viktor Orban secara luas dianggap memiliki hubungan paling hangat dengan Kremlin di antara semua pemimpin Uni Eropa.
Pemerintah Polandia secara terbuka mengkritik Hongaria atas sikapnya. Pertengkaran itu meletus ketika Orban mengecam Polandia pada akhir pekan.
"Orang Polandia menjalankan kebijakan yang paling munafik dan paling munafik di seluruh Eropa. Mereka menguliahi kita secara moral, mengkritik kita atas hubungan ekonomi kita dengan Rusia, dan pada saat yang sama mereka berbisnis dengan Rusia dan membeli minyak secara tidak langsung, dan menjalankan ekonomi Polandia dengannya," kata Orban.
Hal itu memicu penyangkalan dan tanggapan marah dari wakil menteri luar negeri Polandia, Władysław Teofil Bartoszewski.
Ia mengatakan pada hari Minggu: “Kami tidak berbisnis dengan Rusia, tidak seperti Perdana Menteri Orban, yang berada di pinggiran masyarakat internasional, baik di Uni Eropa maupun NATO.”
Polandia dulunya bergantung pada sumber energi Rusia, tetapi telah berupaya selama bertahun-tahun untuk menghentikan ketergantungannya pada minyak dan gas Rusia.
Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Polandia memutuskan untuk mengakhiri impor minyak Rusia.
Magda Jakubowska, wakil presiden Visegrad Insight, jurnal kebijakan yang berfokus pada Eropa Tengah, mengatakan Polandia mungkin masih memiliki cadangan minyak Rusia dari pengiriman sebelumnya, tetapi tidak lagi mengimpor minyak dari Rusia.
Jaringan pipa Druzhba, yang membawa minyak dari Rusia ke Polandia, "tidak lagi berfungsi," katanya.
Sekitar 50% impor Polandia kini berasal dari Arab Saudi dan beberapa dari Norwegia, katanya.
Ia mengatakan ada kemungkinan beberapa impor minyak yang tiba di Polandia dapat ditelusuri secara tidak langsung ke Rusia, tetapi jumlahnya tidak signifikan.
Hongaria merasa terisolasi di UE karena pendekatannya yang tidak jujur terhadap Rusia, dan juga karena sikapnya yang bersahabat terhadap China.
Para pejabat tinggi UE telah memboikot pertemuan informal yang diselenggarakan oleh Hongaria, yang sekarang memegang jabatan presiden bergilir UE. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News