Selama Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, AS Bersikap Dingin

30 Juli 2024 15:40

GenPI.co - Baik itu Gaza, Ukraina, Suriah, atau tatanan dunia baru, Rusia versus Amerika Serikat dan Barat telah menjadi perbincangan selama masa kepemimpinan Moskow di Dewan Keamanan bulan ini, dengan perpecahan yang makin besar terlihat jelas.

Dilansir AP News, ketegangan itu bukanlah hal baru.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 yang melanggar Piagam PBB, yang menekankan kedaulatan dan integritas teritorial semua 193 anggota organisasi dunia, Barat telah menyerang Moskow.

BACA JUGA:  Bank Sentral Rusia Menaikkan Suku Bunga karena Inflasi Meningkat

Namun bulan ini, dengan Rusia yang bertanggung jawab atas agenda Dewan Keamanan, permusuhan tersebut lebih terlihat publik, bahkan hingga ke formalitas yang dingin.

Wakil duta besar AS, Robert Wood, menolak memanggil menteri luar negeri Rusia atau diplomat Rusia lainnya dengan sebutan "Tuan Presiden," sebagaimana panggilan standar bagi siapapun yang memimpin dewan, sebuah tanda lebih lanjut mengenai hubungan AS-Rusia yang dingin.

BACA JUGA:  Ukraina Klaim Telah Menyerang Depot Minyak di Rusia

Sebagai balasannya, diplomat Rusia telah menambahkan keunggulan pada tanggapan biasa terhadap pembicara yang berselisih dengan Rusia, khususnya orang Amerika.

"Sebagai presiden Dewan Keamanan, saya harus berterima kasih kepada Amerika Serikat atas pernyataannya," kata Dmitry Polyansky, wakil duta besar Rusia, yang tampak jelas marah, menanggapi pernyataan kritis Wood tentang Rusia pada sebuah pertemuan hari Senin mengenai Suriah.

BACA JUGA:  Uni Eropa Kirim USD 1,6 Miliar ke Ukraina dari Aset Rusia yang Dibekukan

Sikap menggertakkan gigi tersebut telah memperkuat kesan bahwa Dewan Keamanan sering kali berseberangan tujuan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mampu bersikap agak diplomatis dan mengadopsi resolusi mengenai beberapa titik panas dunia.

"Bulan ini merupakan bulan yang penuh dengan pertikaian diplomatik kecil-kecilan, bukannya terjadi kekacauan yang sangat besar," kata Richard Gowan, direktur PBB untuk International Crisis Group, sebuah lembaga pemikir.

Bentrokan verbal antara diplomat Rusia dan Barat telah menjadi ciri hampir setiap pertemuan dewan.

Rusia menggunakan pertemuan khusus yang diketuai oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov untuk mendorong tatanan dunia yang lebih demokratis dengan banyak pusat kekuatan.

Para duta besar Barat yang marah membalas, dengan mengatakan bahwa Moskow tidak memiliki kedudukan untuk mengangkat masalah tersebut setelah menginvasi Ukraina dan mengabaikan hukum internasional.

Lavrov mengawali pertemuan tersebut dengan mengkritik Amerika Serikat karena menyatakan "keistimewaannya sendiri."

Ia kemudian mengutip novel terkenal George Orwell, "Animal Farm," dan berkata, "Semua hewan itu sama, tetapi beberapa lebih sama daripada yang lain." Lavrov kemudian mengecam perluasan NATO di Eropa.

Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield membalas dengan menuduh Rusia “dengan sengaja dan mencolok melanggar prinsip inti Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa: integritas teritorial, penghormatan terhadap hak asasi manusia, kerja sama internasional.” (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co