PBB Sebut Lebih dari Separuh Rumah Tangga di Yaman Tidak Memiliki Cukup Makanan

04 Juli 2024 13:40

GenPI.co - Lebih dari separuh rumah tangga di Yaman tidak cukup makan karena kondisi ekonomi yang buruk dan penghentian bantuan pangan selama berbulan-bulan bagi jutaan orang di wilayah utara yang dikuasai pemberontak, kata badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin.

Dilansir AP News, Pembaruan Program Pangan Dunia mengatakan "kekurangan pangan yang parah" telah mencapai titik tertinggi yang pernah terjadi di beberapa wilayah Yaman utara termasuk Al Jawf, Al Badya, Hajjah, Amran, dan Al Hodeidah. 

WFP menghentikan bantuan pangan ke wilayah utara pada bulan Desember, dengan alasan keterbatasan dana dan kurangnya kesepakatan dengan otoritas pemberontak untuk mengurangi program.

BACA JUGA:  PBB Meluncurkan Kampanye Keselamatan Jalan Raya Global di Amerika Serikat

WFP juga mengatakan wilayah selatan Yaman, yang dikuasai oleh pemerintah yang diakui secara internasional, juga mengalami “tingkat tertinggi dalam sejarah” konsumsi pangan yang tidak mencukupi.

Perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014 dan telah mendorong perekonomian ke ambang kehancuran, memengaruhi ekspor dan nilai mata uang lokal.

BACA JUGA:  PBB Akan Hentikan Operasi Bantuan di Gaza Jika Israel Tidak Bisa Melindungi Pekerja

Pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut sebagian besar wilayah utara Yaman termasuk Sanaa pada tahun 2014 dan memaksa pemerintah yang diakui internasional mengasingkan diri.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada tahun berikutnya untuk mencoba mengembalikan kekuasaan pemerintah.

BACA JUGA:  PBB Adopsi Resolusi China untuk Menutup Kesenjangan Akses terhadap Kecerdasan Buatan

Sebagian besar wilayah selatan termasuk Aden diperintah oleh Dewan Transisi Selatan yang memisahkan diri, kelompok yang didukung Uni Emirat Arab yang merupakan sekutu pemerintah yang diakui internasional.

Yaman mengalami kesenjangan ekonomi yang dipicu oleh persaingan antara Houthi dan pemerintah STC, yang telah mendirikan bank sentral terpisah dan independen serta versi berbeda dari mata uang Yaman, riyal.

Hingga Senin, riyal Yaman telah terdepresiasi di Aden ke titik terendah sepanjang masa yaitu YER 1.841 terhadap dolar AS, tetapi tetap stabil di Sanaa pada YER 530 terhadap dolar AS, menurut Kantor Berita Yaman.

Para ekonom telah mengaitkan devaluasi mata uang yang signifikan di wilayah yang dikuasai STC dengan rendahnya cadangan mata uang asing dan penurunan pendapatan ekspor minyak mentah.

Hal itu memengaruhi daya beli masyarakat. Pada bulan Mei, bahan makanan pokok tersedia di pasar-pasar di seluruh Yaman tetapi masyarakat yang paling rentan tidak mampu membelinya, kata WFP, seraya mencatat kenaikan harga gula, minyak sayur, tepung terigu, dan kacang merah. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
yaman   rumah tangga   pbb   makanan   ekonomi   perang  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co