Di Tengah Teriknya Cuaca Panas, Warga Gaza Dikelilingi Limbah dan Sampah

28 Juni 2024 16:40

GenPI.co - Anak-anak berjalan dengan susah payah di air yang terkontaminasi limbah dan tumpukan sampah yang makin membesar di kamp-kamp tenda yang penuh sesak di Gaza untuk keluarga-keluarga yang mengungsi.

Dilansir AP News, orang-orang buang air di lubang-lubang yang ditutupi goni, tanpa ada tempat untuk mencuci tangan di dekatnya.

Di tengah teriknya musim panas, warga Palestina mengatakan bahwa bau dan kotoran di sekitar mereka hanyalah realitas perang yang tidak bisa dihindari, seperti rasa lapar atau suara bom.

BACA JUGA:  Kementerian Kesehatan Gaza Sebut 274 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel

Kemampuan wilayah tersebut untuk membuang sampah, mengolah limbah dan menyalurkan air bersih telah hancur akibat perang brutal selama delapan bulan antara Israel dan Hamas.

Hal ini memperburuk kondisi kehidupan yang suram dan meningkatkan risiko kesehatan bagi ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal, makanan dan obat-obatan yang layak, kata kelompok bantuan.

BACA JUGA:  Kolombia Berencana Memberikan Perawatan Medis untuk Anak-anak Palestina yang Terluka

Kasus Hepatitis A sedang meningkat, dan para dokter khawatir bahwa dengan datangnya cuaca yang lebih hangat, kemungkinan besar terjadi wabah kolera tanpa adanya perubahan dramatis pada kondisi kehidupan.

PBB, kelompok bantuan dan pejabat lokal berupaya keras membangun jamban, memperbaiki saluran air, dan menghidupkan kembali pabrik desalinasi.

BACA JUGA:  Didukung Parlemen, Slovenia Mengakui Negara Palestina

COGAT, badan militer Israel yang mengoordinasikan upaya bantuan kemanusiaan, mengatakan pihaknya terlibat dalam upaya untuk meningkatkan “situasi kebersihan.” Namun kelegaan tidak bisa datang dalam waktu dekat.

“Lalat ada dalam makanan kami,” kata Adel Dalloul, remaja berusia 21 tahun yang keluarganya menetap di tenda pantai dekat kota Nuseirat di Gaza tengah.

Mereka berakhir di sana setelah melarikan diri dari kota Rafah di selatan, tempat mereka mendarat setelah meninggalkan rumah mereka di Gaza utara.

“Jika Anda mencoba untuk tidur, lalat, serangga, dan kecoa akan menyerang Anda.” 

Lebih dari satu juta warga Palestina tinggal di kamp-kamp tenda yang dibangun secara tergesa-gesa di Rafah sebelum Israel menyerbu pada bulan Mei.

Sejak melarikan diri dari Rafah, banyak yang berlindung di daerah yang lebih padat dan tidak sehat di Gaza selatan dan tengah yang oleh para dokter digambarkan sebagai tempat berkembang biaknya penyakit, terutama karena suhu udara secara teratur mencapai 90 derajat Fahrenheit (32 derajat Celsius). (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
gaza   sampah   limbah   palestina   perang   cuaca panas  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co