Pemimpin Reformasi Inggris Sebut Barat Provokasi Vladimir Putin untuk Serang Ukraina

24 Juni 2024 13:40

GenPI.co - Nigel Farage, pemimpin partai sayap kanan Reformasi Inggris, menghadapi kritik luas dari berbagai spektrum politik atas klaimnya bahwa Barat memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina, termasuk sebagai penenang.

Dilansir AP News, dalam wawancara televisi BBC yang disiarkan Jumat malam, Farage, yang berusaha menarik pemilih agar menjauh dari Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris pada pemilihan umum tanggal 4 Juli, menarik hubungan antara perluasan NATO dan Uni Eropa ke arah timur selama beberapa dekade terakhir dan invasi tersebut.

Mengklaim bahwa dia memperingatkan potensi perang di Ukraina pada tahun 2014, ketika dia menjadi anggota Parlemen Eropa, Farage mengatakan “kami memprovokasi perang ini.”

BACA JUGA:  Uni Eropa Sepakat Soal Sanksi Baru kepada Rusia, Impor Gas Alam Cair Jadi Target

Tidak jelas apakah peringatannya datang sebelum atau setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada bulan Februari 2014.

“Jelas bagi saya bahwa perluasan NATO dan Uni Eropa ke arah timur memberi orang ini alasan bagi rakyat Rusia untuk mengatakan, 'Mereka datang menyerang kita lagi' dan berperang,” kata Farage.

BACA JUGA:  Perjanjian Rusia-Korea Utara Bisa Kurangi Pengaruh China, Pakar: Responsnya Lemah

“Itu, kamu tahu, tentu saja itu salahnya, dia menggunakan apa yang telah kita lakukan sebagai alasan.”

Kritikus Farage dari berbagai spektrum politik mengecam pernyataannya, dan banyak yang menggambarkan dia sebagai pembela Putin.

BACA JUGA:  Korea Selatan Panggil Duta Besar Rusia Ketika Ketegangan Meningkat dengan Korea Utara

Mungkin dalam kritiknya yang paling tajam terhadap Farage, Perdana Menteri Konservatif Rishi Sunak mengatakan “sepenuhnya salah” jika mengatakan Barat memprovokasi Putin untuk melancarkan invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

“Orang ini adalah orang yang menyebarkan agen saraf di jalan-jalan Inggris, yang melakukan kesepakatan dengan negara-negara seperti Korea Utara,” kata Sunak.

“Dan tindakan peredaan seperti ini berbahaya bagi keamanan Inggris, keamanan sekutu-sekutu kita yang bergantung pada kita dan hanya membuat Putin makin berani.” 

Banyak anggota Partai Konservatif, termasuk Sunak, menahan diri untuk tidak mengkritik Farage secara berlebihan, yang meskipun bukan anggota parlemen di Parlemen Inggris, namun sangat berpengaruh dalam keputusan Inggris untuk meninggalkan UE pada tahun 2016. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co