GenPI.co - Militer Israel pada Minggu mengatakan bahwa mereka sedang membangun koridor aman baru untuk mengirimkan bantuan ke Gaza selatan.
Dilansir AP News, namun beberapa hari kemudian, “jeda taktis” yang dideklarasikan sendiri ini tidak membawa banyak bantuan bagi warga Palestina yang putus asa.
PBB dan organisasi bantuan internasional mengatakan pelanggaran hukum dan ketertiban telah membuat jalur bantuan tidak dapat digunakan.
Dengan ribuan truk berisi bantuan yang menumpuk, kelompok-kelompok pria bersenjata secara teratur memblokir konvoi, menodongkan senjata kepada pengemudi, dan mengobrak-abrik muatan mereka, menurut seorang pejabat PBB yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.
Pelanggaran hukum merupakan hambatan besar bagi distribusi bantuan ke Gaza bagian selatan dan tengah, di mana sekitar 1,3 juta warga Palestina yang mengungsi dari Rafah, atau lebih dari setengah populasi Gaza, kini berlindung di tenda-tenda dan apartemen-apartemen sempit tanpa makanan, air, atau makanan yang memadai.
Ketua Program Pangan Dunia PBB mengatakan pada hari Kamis bahwa jeda tersebut “tidak membawa perbedaan sama sekali” dalam upaya distribusi bantuan.
“Kami belum bisa masuk,” kata Cindy McCain dalam wawancara dengan Al-Monitor.
“Kami harus mengubah rute beberapa truk kami. Mereka telah dijarah. Seperti yang Anda tahu, kami telah ditembak dan dilempar dengan roket.”
Pejabat PBB yang mengetahui upaya bantuan tersebut mengatakan bahwa belum ada tanda-tanda aktivitas Israel di sepanjang rute tersebut.
PBB mencoba mengirim konvoi 60 truk pada hari Selasa untuk mengambil bantuan di Kerem Shalom. Namun 35 truk dicegat oleh orang-orang bersenjata, kata pejabat itu.
Meningkatnya pelanggaran hukum adalah akibat dari meningkatnya keputusasaan di Gaza dan kekosongan kekuasaan akibat melemahnya kekuasaan Hamas atas wilayah tersebut, kata Mkhaimar Abusada, seorang profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar di Gaza yang kini berada di Kairo.
Dengan pasukan polisi di wilayah kantong tersebut menjadi sasaran Israel, katanya, kejahatan telah muncul kembali sebagai masalah yang tidak terselesaikan di Gaza. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News