GenPI.co - Sebanyak 23 dari 32 negara anggota NATO mencapai target belanja pertahanan aliansi militer Barat tahun ini, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin, ketika perang Rusia di Ukraina telah meningkatkan ancaman meluasnya konflik di Eropa.
Dilansir AP News, perkiraan angka tersebut meningkat hampir empat kali lipat dari tahun 2021, ketika hanya enam negara yang mencapai tujuan tersebut.
Itu terjadi sebelum invasi besar-besaran Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina pada tahun 2022.
“Orang-orang Eropa berbuat lebih banyak demi keamanan kolektif mereka dibandingkan beberapa tahun yang lalu,” kata Stoltenberg dalam pidatonya di kelompok penelitian Wilson Center.
Usai pidatonya, Stoltenberg bertemu di Gedung Putih dengan Presiden Joe Biden. Presiden AS mengatakan aliansi tersebut telah menjadi “lebih besar, lebih kuat dan lebih bersatu dari sebelumnya” selama masa jabatan Stoltenberg.
Biden berbicara dengan penuh kasih sayang tentang Stoltenberg, memanggilnya “sahabat” dan mengatakan dia berharap Stoltenberg, yang telah menjadi sekretaris jenderal NATO sejak 2014, dapat menjalani masa jabatannya lagi ketika masa jabatannya saat ini berakhir pada bulan Oktober.
“Bersama-sama, kita telah menghalangi agresi Rusia lebih lanjut di Eropa,” kata Biden.
“Kami telah memperkuat sisi timur NATO, memperjelas bahwa kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO.”
Stoltenberg mencatat bahwa sekutu membeli lebih banyak peralatan militer dari AS.
“Jadi NATO bagus untuk keamanan AS, tapi NATO juga bagus untuk lapangan kerja di AS.” dia berkata.
Anggota NATO tahun lalu sepakat untuk membelanjakan setidaknya 2% dari produk domestik bruto mereka untuk pertahanan.
Lonjakan belanja mencerminkan kekhawatiran terhadap perang di Ukraina. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News