GenPI.co - Pasukan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir tentara Korea Utara yang melintasi perbatasan darat kedua negara yang dijaga ketat pada Selasa untuk kedua kalinya bulan ini, kata militer Korea Selatan.
Dilanisir AP News, kedua serangan tersebut diyakini tidak disengaja.
Sekitar 20 hingga 30 tentara Korea Utara yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi melintasi garis demarkasi militer yang menjadi perbatasan antara kedua negara di Zona Demiliterisasi, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Para prajurit mundur setelah Korea Selatan menyampaikan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan, dan militer Korea Selatan tidak melihat adanya aktivitas mencurigakan setelah itu, kata kepala gabungan.
Daerah perbatasan dipenuhi dengan pepohonan dan tanaman, dan tentara Korea Utara mungkin tidak tahu persis di mana letak perbatasannya, menurut militer Korea Selatan, yang mengatakan mereka tidak yakin tentara tersebut sengaja menyeberang ke Korea Selatan.
Korea Utara tidak membalas tembakan.
Intrusi ini terjadi ketika ketegangan meningkat antara kedua negara yang bertikai, yang dalam beberapa pekan terakhir terlibat dalam perang psikologis ala Perang Dingin dan menegaskan bahwa mereka tidak lagi terikat pada perjanjian militer penting pada tahun 2018 untuk mengurangi ketegangan.
Pasukan dari Korea Selatan juga melepaskan tembakan peringatan pada 11 Juni setelah sekelompok tentara Korea Utara lainnya melintasi perbatasan sebentar.
Kepala Staf Gabungan mengatakan bahwa serangan hari Selasa terjadi di daerah berbeda di sepanjang wilayah garis depan tengah.
Daerah perbatasan Korea yang dijaga ketat, disebut sebagai Zona Demiliterisasi, kadang-kadang menjadi tempat pertumpahan darah dan konfrontasi kekerasan antara kedua negara yang bertikai.
Garis demarkasi militer menandai perbatasan antara kedua Korea di dalam DMZ, yang memiliki panjang 248 kilometer (154 mil) dan lebar 4 kilometer (2,5 mil).
Zona ini dipenuhi sekitar 2 juta ranjau dan juga dijaga oleh pagar kawat berduri, perangkap tank, dan pasukan tempur di kedua sisi.
Ini adalah warisan Perang Korea tahun 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News