GenPI.co - Para pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah membubarkan kabinet perang berpengaruh yang bertugas mengarahkan perang di Gaza.
Dilansir AP News, kabinet perang yang beranggotakan tiga orang dibubarkan seminggu setelah Benny Gantz, seorang anggota parlemen oposisi yang populer dan mantan panglima militer, keluar dari koalisi pemerintahan Netanyahu karena frustrasi atas cara penanganan perang.
Pada hari-hari awal perang, Gantz menuntut pembentukan Kabinet kecil dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebagai cara untuk mengesampingkan anggota parlemen sayap kanan di pemerintahan Netanyahu.
Para pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama karena mereka tidak berwenang untuk membahas perubahan tersebut dengan media, mengatakan pada hari Senin, bahwa ke depannya Netanyahu akan mengadakan forum yang lebih kecil dengan beberapa anggota pemerintahannya untuk membahas isu-isu sensitif.
Kritikus mengatakan pengambilan keputusan Netanyahu pada masa perang dipengaruhi oleh kelompok ultranasionalis di pemerintahannya yang menentang kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dengan imbalan pembebasan sandera.
Para politisi garis keras tersebut telah menyuarakan dukungan terhadap “migrasi sukarela” warga Palestina keluar dari Gaza, yang saat ini menjadi rumah bagi sekitar 2,3 juta orang, dan kembalinya pendudukan militer atas wilayah tersebut.
Netanyahu membantah tuduhan tersebut dan mengatakan dia memikirkan kepentingan terbaik negaranya.
Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan sembilan orang tewas dalam serangan Israel di Rafah timur, sehari setelah militer Israel menjanjikan langkah-langkah baru untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan melalui wilayah tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News