Didukung Parlemen, Slovenia Mengakui Negara Palestina

05 Juni 2024 23:30

GenPI.co - Slovenia mengakui negara Palestina pada Selasa setelah parlemennya memberikan suara yang sangat mendukung langkah tersebut, mengikuti langkah tiga negara Eropa lainnya baru-baru ini.

Dilansir AP News, Pemerintah Slovenia pekan lalu mendukung mosi untuk mengakui negara Palestina, dan mengirimkan proposal tersebut ke parlemen untuk mendapatkan persetujuan akhir, yang diperlukan agar keputusan tersebut dapat diterapkan.

Para anggota parlemen pada hari Selasa memberikan suara dengan 52 orang mendukung dan tidak ada seorang pun yang menentang pengakuan tersebut di parlemen yang memiliki 90 kursi.

BACA JUGA:  Petugas Medis Palestina Sebut Serangan Udara Israel Menewaskan 35 Orang di Rafah

Anggota parlemen yang tersisa tidak hadir untuk pemungutan suara.

“Rakyat Palestina yang terkasih, keputusan akhir Slovenia hari ini adalah pesan harapan dan perdamaian,” kata Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon di platform media sosial X.

BACA JUGA:  Oposisi Slovenia Menuntut Referendum Pengakuan Negara Palestina

“Kami percaya bahwa hanya solusi dua negara yang dapat menghasilkan perdamaian abadi di Palestina. Slovenia tanpa lelah akan terus berupaya demi keamanan kedua negara, Palestina dan Israel.”

Keputusan Slovenia diambil beberapa hari setelah Spanyol, Norwegia dan Irlandia mengakui negara Palestina, sebuah tindakan yang dikutuk oleh Israel.

BACA JUGA:  Kampanye #HebatBerqurban Rumah Zakat untuk Indonesia dan Palestina Jelang Iduladha

Sebelumnya, hanya tujuh anggota dari 27 negara Uni Eropa yang secara resmi mengakui negara Palestina.

Lima di antaranya adalah negara-negara bekas blok Timur yang mengumumkan pengakuannya pada tahun 1988, seperti halnya Siprus, sebelum bergabung dengan UE. Pengakuan Swedia datang pada tahun 2014.

“Kami mulai berbicara dengan sekutu kami tentang pengakuan Palestina pada bulan Februari tahun ini,” kata Perdana Menteri Robert Golob kepada anggota parlemen sebelum pemungutan suara pada hari Selasa.

“Pada saat itu, penilaiannya adalah waktunya belum tepat. Kami memperingatkan bahwa kami, Eropa, memiliki kewajiban untuk bertindak.”

Koalisi berkuasa yang dipimpin oleh Golob memegang mayoritas suara di majelis Slovenia dan pemungutan suara tersebut diperkirakan hanya sekedar formalitas.

Golob juga menyinggung kemerdekaan Slovenia dari bekas Yugoslavia pada tahun 1991 dalam pidatonya di parlemen.

“Kami, orang Slovenia, telah memimpikan hak ini selama 1.000 tahun. Kami mendapatkannya 33 tahun lalu,” kata Golob. “Sayangnya, bangsa Palestina belum mendapatkan hak tersebut.” (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co