Perjanjian Militer Korea Selatan dengan Korea Utara Ditangguhkan

05 Juni 2024 14:40

GenPI.co - Korea Selatan pada Selasa mengatakan pihaknya menangguhkan sepenuhnya perjanjian militer yang kontroversial dengan Korea Utara untuk melanjutkan aktivitas militer garis depan.

Dilansir AP News, ketegangan antara kedua negara yang bertikai meningkat terkait peluncuran balon pembawa sampah oleh Korea Utara baru-baru ini.

Korea Utara tidak segera memberikan tanggapan, namun dimulainya kembali latihan penembakan atau siaran propaganda melalui pengeras suara di Korea Selatan kemungkinan akan mendorong Korea Utara untuk mengambil langkah serupa atau lebih kuat di sepanjang perbatasan kedua negara yang tegang.

BACA JUGA:  Korea Utara Kirim Balon Sampah ke Korsel Saat Kim Jong Un Menggandakan Ambisi Satelit

Dalam seminggu terakhir, Korea Utara menggunakan balon untuk menjatuhkan kotoran, puntung rokok, potongan kain, dan kertas bekas ke Korea Selatan.

Korea Selatan menanggapinya dengan menjanjikan pembalasan yang “tak tertahankan”.

BACA JUGA:  Korea Selatan Bersumpah Akan Melakukan Pembalasan, Korut Setop Kirim Balon Sampah

Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan menghentikan kampanye balonnya.

Dewan Kabinet Korea Selatan dan Presiden Yoon Suk Yeol pada hari Selasa menyetujui proposal untuk menangguhkan perjanjian antar-Korea tahun 2018 mengenai penurunan ketegangan militer di garis depan.

BACA JUGA:  Uni Eropa Jatuhkan Sanksi kepada Korea Utara Gegara Dukung Rusia dan Program Nuklir

Para pejabat mengatakan penangguhan itu mulai berlaku Selasa malam.

Berdasarkan undang-undang Korea Selatan, penangguhan perjanjian memerlukan pemberitahuan ke Korea Utara.

Namun para pejabat pertahanan mengatakan bahwa karena semua saluran komunikasi antar-Korea masih terputus, pengumuman penangguhan tersebut akan menjadi pemberitahuan kepada Korea Utara.

Cho Chang-rae, wakil menteri pertahanan Korea Selatan bidang kebijakan, mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Selatan akan menggunakan semua tindakan yang ada untuk melindungi masyarakat dari provokasi Korea Utara.

“Tanggung jawab atas situasi ini sepenuhnya berada di tangan Korea Utara. Jika Korea Utara melancarkan provokasi tambahan, militer kami, ditambah dengan postur pertahanan Korea Selatan-AS yang kokoh, akan menghukum Korea Utara dengan cepat, tegas, dan sampai akhir,” kata Cho.

Perjanjian militer, yang dicapai dalam era rekonsiliasi yang berumur pendek antara kedua Korea, mengharuskan kedua negara untuk menghentikan semua tindakan permusuhan di wilayah perbatasan, seperti latihan tembak-menembak, latihan udara, dan perang psikologis. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co