GenPI.co - Amerika Serikat telah menunjuk perwakilan baru untuk Taiwan, ketika China meningkatkan ancamannya terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut menyusul terpilihnya presiden baru yang menginginkan wilayah tersebut mempertahankan kemerdekaan de facto.
Dilansir AP News, China mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan minggu ini menggelar latihan angkatan laut dan udara yang mengelilingi pulau itu dalam simulasi blokade.
Institut Amerika di Taiwan yang bertindak sebagai kedutaan de facto di Taipei mengatakan pada hari Rabu bahwa diplomat veteran Raymond Greene akan mengambil alih jabatan Sandra Oudkirk mulai musim panas 2024.
AS memutuskan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan pada tahun 1979 dan menjalin hubungan resmi dengan Republik Rakyat China, yang saat itu merupakan sekutu Perang Dingin melawan Uni Soviet.
Meskipun tidak ada hubungan formal dengan Taiwan, AS adalah sekutu terkuat Taiwan dan diwajibkan berdasarkan undang-undang tahun 1979 untuk membantu Taiwan melindungi diri dari invasi.
Meskipun ada intimidasi dari China, kehidupan di Taiwan berjalan seperti biasa, dengan politik yang didominasi oleh argumen mengenai perubahan hukum yang dapat memudahkan Partai Nasionalis yang merupakan minoritas untuk membuat kesepakatan dengan Partai Komunis yang berkuasa di China.
Presiden Taiwan Lai Ching-te mulai menjabat pada tanggal 20 Mei dan mendesak Beijing untuk menghentikan intimidasi militernya dan mengatakan Taiwan adalah “negara merdeka yang berdaulat di mana kedaulatan berada di tangan rakyat.”
Greene sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala AIT, serta di misi di Tokyo dan memegang berbagai peran di Washington, yang sebagian besar berfokus pada hubungan ekonomi.
Penunjukannya dilakukan ketika Senator Tammy Duckworth dan Senator Dan Sullivan memimpin delegasi ke Taiwan dengan menekankan dukungan bipartisan yang kuat terhadap pulau tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News