GenPI.co - Delegasi ekonomi tingkat tinggi Korea Utara mengunjungi Iran, kata media pemerintah Korea Utara pada Rabu, untuk menghadiri perundingan pertama kedua negara sejak dimulainya pandemi covid-19.
Dilansir AP News, dengan menganut gagasan “Perang Dingin baru”, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berupaya membangun kerja sama dengan negara-negara yang berhadapan dengan Amerika Serikat.
Hal itu seiring dengan semakin intensifnya uji coba senjata yang dilakukannya mendorong Amerika Serikat dan Korea Selatan memperluas latihan militer mereka.
Delegasi Pyongyang yang dipimpin oleh Yun Jung Ho, menteri hubungan ekonomi eksternal Korea Utara, terbang pada hari Selasa untuk melakukan perjalanan ke Iran, kata Kantor Berita Pusat Korea pada hari Rabu.
Media pemerintah tidak segera memberikan rincian lebih lanjut.
Pyongyang dan Teheran termasuk di antara sedikit pemerintah di dunia yang mendukung invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina, dan keduanya dituduh menyediakan peralatan militer kepada Rusia.
Terakhir kali Korea Utara mengirimkan pejabat seniornya ke Iran adalah pada bulan Agustus 2019, ketika sebuah kelompok yang dipimpin oleh Pak Chol Min, wakil ketua parlemen Pyongyang, melakukan kunjungan selama seminggu.
Kedua negara melakukan pertukaran diplomatik yang aktif hingga Korea Utara menutup perbatasannya dalam upaya mencegah pandemi, sebelum dibuka kembali secara hati-hati pada tahun 2023.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan dengan Korea Utara, tidak segera mengomentari kunjungan Yun ke Iran.
Korea Utara telah melakukan upaya selama berbulan-bulan untuk meningkatkan visibilitas hubungannya dengan Rusia dan China ketika Kim berupaya keluar dari isolasi diplomatik dan bergabung dalam front persatuan melawan AS.
Pada tahun 2023, Kim mengunjungi Timur Jauh Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak yang jarang terjadi dengan Putin, yang menyoroti perluasan kerja sama militer kedua negara, termasuk dugaan transfer peluru artileri, rudal, dan amunisi lainnya ke Rusia.
Awal bulan ini, Kim menjamu pejabat tinggi Tiongkok Zhao Leji, yang memimpin parlemen seremonial dan menduduki peringkat ketiga dalam hierarki Partai Komunis yang berkuasa.
Itu adalah pertemuan tingkat tertinggi antar negara selama bertahun-tahun. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News