GenPI.co - Armada ke-7 AS mengatakan P-8A Poseidon Angkatan Laut terbang melalui Selat Taiwan pada hari Rabu, sehari setelah kepala pertahanan AS dan China mengadakan pembicaraan pertama mereka sejak November 2022 dalam upaya mengurangi ketegangan regional.
Dilansir AP News, pesawat patroli dan pengintaian tersebut “transit di Selat Taiwan di wilayah udara internasional,” kata Armada ke-7 dalam siaran persnya.
“Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak navigasi dan kebebasan semua negara,” kata rilis tersebut.
Selat kritis ini memiliki lebar 160 kilometer (100 mil) dan memisahkan China dari negara demokrasi kepulauan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Meski berada di perairan internasional, China menganggap perjalanan pesawat dan kapal militer asing melewati perairan tersebut sebagai tantangan terhadap kedaulatannya.
China mengklaim pulau Taiwan, mengancam akan mempertahankannya dengan kekerasan jika perlu meskipun ada dukungan militer AS terhadap pulau tersebut.
China mengerahkan jet tempur untuk “memantau perjalanan pesawat AS” dan beroperasi “sesuai dengan undang-undang dan peraturan,” kata Kolonel Angkatan Laut Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, dalam sebuah laporan di media sosial resmi Weibo.
“Pasukan teater selalu waspada setiap saat untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas regional,” kata Li.
China secara rutin melancarkan protes keras dan mengaktifkan pertahanan sebagai respons terhadap lewatnya kapal dan pesawat militer melalui jalur lurus tersebut, khususnya yang berasal dari AS.
China juga secara teratur mengirimkan kapal angkatan laut dan pesawat tempur ke selat tersebut dan daerah lain di sekitar pulau itu untuk melemahkan pertahanan Taiwan dan berupaya mengintimidasi 23 juta penduduknya, yang dengan tegas mendukung kemerdekaan de facto Taiwan.
Pernyataan Armada ke-7 menyebut dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak navigasi dan kebebasan semua negara.
"Transit pesawat di Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional." (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News