Putin Akui Konflik di Ukraina Sebagai Perang, Amerika Serikat Lontarkan Ejekan

24 Desember 2022 10:15

GenPI.co - Amerika Serikat pada Jumat (23/12) lontarkan ejekan dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakui kenyataan dan menarik pasukan dari Ukraina.

Hal tersebut setelah orang nomor satu di Rusia itu menyebut  menyebut konflik di Ukraina itu sebagai "perang".

"Sejak 24 Februari, Amerika Serikat dan seluruh dunia tahu bahwa 'operasi militer khusus' Putin adalah perang yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan melawan Ukraina. Akhirnya, setelah 300 hari, Putin menyebut perang itu apa adanya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri. 

BACA JUGA:  Kepala HAM PBB Kuak Kejahatan Perang Tentara Rusia, Ratusan Warga Sipil Dibunuh

Sejak Putin memerintahkan invasi pada bulan Februari, Rusia telah secara resmi menyebutnya sebagai "operasi militer khusus".

Kremlin juga memberlakukan undang-undang yang mengkriminalkan pihak-pihak yang menyebut aksi mereka itu sebagai perang.

BACA JUGA:  Satu Lagi Taipan Rusia Meninggal Misterius, Ulah Siapa?

Tetapi pada konferensi pers pada hari Kamis, Putin sendiri menggunakan kata "perang" karena dia berharap untuk mengakhirinya secepat mungkin.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa, apa pun terminologi Putin, agresi Rusia terhadap tetangganya yang berdaulat telah mengakibatkan kematian, kehancuran, dan pengusiran.

BACA JUGA:  Gegara Sebut Perang, Vladimir Putin Kena Tuntutan dari Politisi Rusia ini

"Orang-orang Ukraina tidak diragukan lagi menemukan sedikit penghiburan di Putin yang menyatakan hal yang sudah jelas, begitu pula puluhan ribu keluarga Rusia yang kerabatnya telah terbunuh dalam perang Putin,” jelas AS.

Pengadilan Rusia awal bulan ini menghukum seorang politisi oposisi, Ilya Yashin, delapan setengah tahun penjara berdasarkan undang-undang baru atas "informasi palsu" tentang perang.

Yashin telah berbicara tentang "pembantaian" di Bucha, kota dekat ibu kota Ukraina, Kiev , di mana mayat warga Ukraina berpakaian sipil yang dipenuhi peluru di punggung dengan tangan terikat.

Mayat itu adalah salah satu dari puluhan yang ditemukan setelah pasukan Rusia mundur dari wilayah itu.

Seorang anggota parlemen oposisi yang mengkritik invasi, Nikita Yuferev, pada hari Jumat mengatakan dia mencari tindakan hukum terhadap Putin karena menyebarkan "berita palsu" atas referensi perang-nya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co