Digdaya Selama 1,7 Abad, Thomas Cook Ambruk Diterjang Internet

25 September 2019 12:01

GenPI.co - Minggu malam, 22 September 2019, menjadi momen  getir dalam sejarah industri pariwisata dunia. THomas Cook, sebuah perusahaan yang menjadi pelopor industri pariwisata modern, roboh setelah beroperasi selama 178 tahun.

Thomas Cook mendirikan perusahaan penyedia jasa pariwisata alias agen travel dengan namanya sendiri pada tahun 1841 di Inggris. Kepeloporannya dalam dunia pariwisata memicu sektor menjadi industri besar. 

Perusahaan itu membangun jalur kereta menuju Skotlandia membuat pelesiran dari Inggris ke negara itu menjadi terjangkau bagi lebih banyak orang. Paket wisata andalan Thomas Cook adalah membawa para pelanggannya untuk berlibur ke berbagai pantai di Eropa, Afrika, dan Amerika Utara.

Baca juga:

Arief Yahya Sedih, Kondisi Belakangan Bikin Pariwisata Rontok

Mengira Wasabi adalah Alpukat, Perempuan ini Alami Patah Hati

Setelah seabad lebih, Thomas Cook sebagai  perusahaan penyedia jasa perjalanan berjaya dengan 550 kantor cabang, 200 hotel dengan 40.000 kamar, dan 105 pesawat terbang sendiri. Namun, perusahaan itu tidak mampu bersaing di era sharing economy

Menurut pihak Thomas Cook, kebangkrutan mereka diakibatkan oleh masalah keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa. Proses yang berbelit-belit dan memakan waktu membuat biaya perjalanan wisata menjadi mahal bagi warga Inggris, pelanggan utama mereka. 

Hal lain, udara panas yang menerpa Eropa dalam beberpa tahun terakhir membuat turis Inggris bertahan di negaranya sendiri. Sementtara satu fatu faktor  yang memastikan kematian Thomas Cook adalah dua destinasi utama mereka yang dilanda masalah keamanan, yakni Turki dan Mesir.

Namun, pihak eksternal melihat kolapsnya Thomas Cook karena perusahaan itu tidak siap menghadapi Internet.

“(Thomas Cook)  adalah sebuah model bisnis kuno, dengan kantor cabang yang berbiaya tinggi, tidak dapat bersaing di zaman internet, masa di mana pelanggan bisa membuat liburan mereka sendiri secara online," tulis Guardian. 

Klaim  Thomas Cook mengenai warga Britania Raya menahan diri untuk berjalan-jalan ke luar negeri dianggap mengada-ada.  Data menunjukkan bahwa pada tahun 2018, 60 persen warga Britania Raya pergi berlibur, naik dari 57 persen pada tahun sebelumnya. 

Menurut asosiasi travel agent Britania ABTA, hanya 1 dari 7 orang Britania yang pelesiran keluar negeri yang membeli paket perjalanan mereka di travel agent. Itu berarti hanya 14 persen dari seluruh pelancong Britania yang membeli produk perusahaan agen perjalanan seperti Thomas Cook.

Perusahaan agen  travel Tui dari Jerman juga berada pada kondisi yang sama. Beruntung, mereka hanya memiliki sedikit utang sehingga masih bisa bernapas. Tui bahkan diperkirakan akan mendapat keuntungan dari para pelanggan yang sebelumnya menggunakan jasa Thomas Cook.

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co