GenPI.co - Seorang ilmuwan melontarkan pengakuan mencengangkan dengan menyebut Covid-19 adalah virus buatan manusia yang bocor dari fasilitas Institut Virologi Wuhan (WIV).
Ilmuwan tersebut berbasis di AS, yang bekerja di laboratorium penelitian kontroversial di China.
Melansir surat kabar Inggris The Sun, Senin (5/12), ilmuwan bernama Andrew Huff itu menguak hal tersebut dalam terbarunya berjudul ‘The Truth About Wuhan’.
Huf yang adalah ahli epidemiologi Huff mengeklaim bahwa pandemi itu disebabkan oleh pendanaan pemerintah AS untuk virus corona di China.
Menurut laporan New York Post, Huff adalah mantan wakil presiden dari EcoHealth Alliance, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New York yang mempelajari penyakit menular.
Huff mengeklaim dalam bukunya bahwa percobaan peningkatan fungsi dilakukan dengan keamanan yang tidak memadai, mengakibatkan kebocoran di laboratorium Wuhan.
"Laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan," kata Andrew Huff dalam bukunya.
Selama lebih dari satu dekade, organisasi tersebut telah mempelajari beberapa virus corona pada kelelawar dengan dana dari National Institutes of Health (NIH) dan telah menjalin hubungan dekat dengan laboratorium Wuhan.
NIH adalah badan utama pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas penelitian biomedis dan kesehatan masyarakat.
Huff yang bekerja di EcoHealth Alliance dari 2014 hingga 2016, menyatakan bahwa NIH membantu laboratorium Wuhan selama bertahun-tahun dalam mengembangkan metode terbaik yang ada untuk merekayasa virus corona kelelawar untuk menyerang spesies lain.
"China tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika," tulis Huff.
Dia juga mengatakan dalam bukunya bahwa Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China.
“Saya takut dengan apa yang saya lihat,Kami hanya memberi mereka teknologi bioweapon," katanya kepada The Sun dikutip oleh New York Post
The Post juga melaporkan bahwa menurut penyelidikan baru-baru ini yang diterbitkan oleh ProPublica/Vanity Fair, WIV adalah rumah bagi penelitian virus corona paling berisiko di China.
Lembaga penelitian ini berada di bawah tekanan besar dari Partai Komunis China yang berkuasa untuk menghasilkan terobosan ilmiah guna meningkatkan status globalnya meskipun ada kurangnya sumber daya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News