GenPI.co - Eks Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berharap Presiden Rusia Vladimir Putin berpikir ulang tentang upaya ekspansionisnya ke Ukraina.
Hal itu dikatakannya dalam wawancara dengan USA Today, Jumat (21/10) pekan lalu.
“Saya pikir dia (Putin) dipandu oleh visinya untuk membangun kembali wilayah Rusia yang hebat, dan saya harap dia berpikir dua kali tentang hal itu,” jawabnya.
Netanyahu mengungkapkan, dirinya akan mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina jika dia kembali menjabat setelah pemilihan 1 November Israel.
“Tapi saya tidak ingin bermain psikolog. Saya ingin berada di posisi perdana menteri, mendapatkan semua informasi, kemudian membuat keputusan tentang apa dan jika kita melakukan sesuatu dalam konflik ini di luar apa yang telah dilakukan selama ini,” katanya.
Melansir Times of Israel, komentar itu tampaknya menandai penyimpangan dari posisi lama mantan perdana menteri bahwa Israel harus tetap lebih netral mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
Hal itu dilakukan demi mempertahankan kebebasan bergeraknya untuk menyerang sasaran Iran di Suriah yang langitnya dikendalikan Moskow.
Netanyahu kemudian menunjukkan bahwa pemerintah saat ini sedang dikritik karena penolakannya untuk memasok senjata ke Ukraina.
“Saya ditanya tentang hal itu baru-baru ini, dan saya berkata bahwa saya akan memeriksanya ketika saya mulai menjabat,” kata Netanyahu yang kini menjabat sebagai ketua oposisi itu.
Pernyataan itu tampaknya sebuah langkah lebih jauh dalam kesediaannya untuk secara praktis mendukung Ukraina daripada sebelumnya.
“Kami semua bersimpati untuk Ukraina. Itu bahkan bukan pertanyaan, dan saya tidak berbeda.” katanya.
Netanyahu juga mengungkapkan bahwa dia diminta untuk menengahi antara Rusia dan Ukraina setelah perang pecah.
"Saya berkata, 'Yah, saya pikir saya akan menyerahkan itu kepada perdana menteri yang duduk untuk memutuskan,” katanya.
Perdana menteri saat itu Naftali Bennett akan melanjutkan untuk menengahi antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dia melakukan perjalanan ke Moskow dan mengadakan beberapa panggilan telepon dengan kedua pemimpin.
Namun, usahanya tidak pernah membuahkan hasil dan dia mengesampingkan masalah itu setelah beberapa bulan karena pemerintahannya mulai berantakan.
Netanyahu, yang di masa lalu membanggakan hubungan dekatnya dengan Putin, mengatakan Jumat bahwa tawaran mediasi "mungkin akan muncul lagi" jika dia kembali berkuasa.
Ketua Likud dipandang memiliki peluang yang sangat realistis untuk kembali menjabat dalam pemilihan 1 November.
Sebelumnya dalam wawancara dengan MSNBC (20/10), Netanyahu juga menyiraktkan kemungkinan mempersenjatai Ukraina jika terpilih menjadi perdana menteri.
"Berkali-kali ... senjata yang kami suplai di satu medan perang berakhir di tangan Iran yang digunakan untuk melawan kami,” katanta
Dia kemudian mengutip sebuah insiden di Dataran Tinggi Golan sisi Suriah di mana IDF "menghadapi senjata buatan sendiri saat berhadapan dengan Iran.
Netanyahu mungkin telah menyinggung insiden 2016 di mana teknologi drone yang awalnya dijual ke Rusia kemudian dijual ke militer Iran, yang mengerahkan drone buatan Rusia melawan Israel.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News