Mantan Astronaut Kuak Warna Asli Matahari, Ternyata Bukan Kuning

14 September 2022 06:25

GenPI.co - Bagi kamu yang berpikir bahwa kuning adalah warna asli matahari, itu adalah salah kaprah. Warna asli matahari adalah putih.

Fakta luar angkasa ini dikonfirmasi oleh mantan astronaut NASA Scott Kelly pada Selasa (13/9).

Sinar matahari pada dasarnya adalah semua warna yang bercampur menjadi satu, yang tampak oleh mata kita sebagai putih. 

BACA JUGA:  Sydney 3 Hari Tanpa Air, Penduduk Tak Bisa Siram Toilet

Tapi ini hanya mudah dilihat dalam gambar yang diambil dari luar angkasa.

Matahari tampak kuning karena atmosfer kita. Tapi begitu meninggalkan atmosfer Bumi, Matahari tampak putih, bukan warna tunggal. Hal ini disebabkan oleh bagaimana mata kita melihat warna. 

BACA JUGA:  Iran Mengembangkan Drone Canggih, DIrancang Khusus untuk Menghancurkan Israel

Kita tidak dapat melihat warna tunggal matahari karena jumlah sinar matahari hanya memenuhi sel-sel fotoreseptor di mata kita, menyebabkan semua warna menjadi menyatu. 

Ketika setiap warna cahaya digabungkan, seseorang akan mendapatkan warna putih. Dengan demikian, matahari tampak kuning di Bumi dan putih di luar angkasa. 

BACA JUGA:  Ada Apa dengan Rusia? Kemunduran Telak dari Ukraina dalam 24 Jam Terakhir

Di Bumi, atmosfer juga berperan dalam warna Matahari. Menurut NASA, karena cahaya biru dengan panjang gelombang yang lebih pendek tersebar lebih efisien daripada cahaya merah dengan panjang gelombang yang lebih panjang, kita kehilangan sebagian rona biru matahari saat sinar matahari melewati atmosfer. 

Selain itu, semua panjang gelombang cahaya tampak yang melewati atmosfer kita dilemahkan sehingga cahaya yang mencapai mata kita tidak segera menjenuhkan reseptor kerucut. 

Ini memungkinkan otak untuk melihat warna dari gambar dengan sedikit lebih sedikit biru-kuning. 

Meskipun tidak mempengaruhi apa yang dilihat mata kita, semua radiasi sinar-x dan sinar gamma disaring sebelum mendekati tanah. 

“Kebanyakan UV diserap oleh ozon stratosfer (di atas 10 km) dan sebagian besar IR diserap oleh uap air dan molekul lain dengan momen dipol non-nol," jelas NASA.

Lebih lanjut, badan antariksa itu juga menambahkan bahwa ketika sinar matahari melewati banyak atmosfer seperti halnya ketika terbit dan terbenam.

Akibatnya, cahaya biru tersebar dan persentase yang jauh lebih besar dari cahaya dengan panjang gelombang terpanjang (merah) sampai ke mata kita.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co