Dilanda Inflasi, Inggris Takluk di Bawah The Power of Emak-emak

06 September 2022 07:25

GenPI.co - Inggris sekali lagi takluk di bawah the power of emak-emak. Ketika Ratu Elizabeth menjadi penguasa monarki, perdana menteri negara itu juga jatuh di tangan perempuan. 

Fakta itu muncul setelah  Liz Truss dinobatkan sebagai Perdana Menteri Inggris berikutnya pada Senin (5/9).

Truss mengalahkan saingannya, mantan menteri keuangan Rishi Sunak, dengan 81.326 suara berbanding 60.399, 

BACA JUGA:  Donald Trump Blak-blakan, Joe Biden Dicap Sebagai Musuh Negara

Saat dia dikonfirmasi sebagai penerus Perdana Menteri Boris Johnson, Truss bersumpah akan mengambil tindakan "berani" untuk menghadapi krisis ekonomi yang menggigit.

"Saya akan menyampaikan rencana berani untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi," kata Truss setelah hasilnya diumumkan.

BACA JUGA:  Geger di Kanada, Puluhan Orang jadi Korban Penikaman Massal

Dia juga berjanji akan menangani masalah energi yang membelit negara itu, mulai soal krisis hingga pasokan jangka panjang. 

Liz Truss yang berusia 47 tahun  itu akan menjadi Perdana Menteri perempuan  ketiga di Inggris setelah Theresa May dan Margaret Thatcher

BACA JUGA:  Dituding Sebagai Mata-mata Israel, 12 Penganut Baha'i Ditangkap Pemerintah Iran

Pengumuman tersebut memicu dimulainya penyerahan dari Boris Johnson, yang terpaksa mengumumkan pengunduran dirinya pada Juli setelah berbulan-bulan skandal yang berimbas pada menurunnya dukungan untuk pemerintahannya.

Johnson akan melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu Ratu Elizabeth pada hari Selasa untuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya. 

Truss akan mengikutinya dan diminta untuk membentuk pemerintahan oleh sang ratu.

Lama menjadi calon terdepan dalam perlombaan untuk menggantikan Johnson, Truss akan menjadi perdana menteri keempat Konservatif sejak pemilihan 2015.

Selama periode itu negara telah diterpa krisis ke krisis, dan sekarang menghadapi apa yang diperkirakan menjadi resesi panjang yang dipicu oleh inflasi yang meroket yang mencapai 10,1% pada bulan Juli.

Truss berkampanye dengan platform pemotongan pajak dan melibas "ortodoksi" birokrasi, terutama di kementerian keuangan tempat dia pernah bekerja.

Truss menghadapi daftar tugas yang panjang, mahal dan sulit, yang menurut anggota parlemen oposisi adalah hasil dari 12 tahun pemerintahan Konservatif yang buruk. 

Beberapa telah menyerukan pemilihan awal - sesuatu yang Truss katakan tidak akan dia izinkan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co