GenPI.co - Hingga Minggu (7/8) petang, militer Israel mencatat kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) telah menembakkan sekitar 780 roket ke Israel.
Di hari ketiga konfliknya dengan Israel, kelompok yang berbasis di Gaza itu memperluas jangkauan serangan ke Israel.
Beberapa roket jarak jauh mencapai kota-kota di pinggiran Yerusalem, serta kota selatan Beersheba.
Sekitar pukul 8 pagi, sirene roket terdengar di beberapa komunitas dekat Yerusalem untuk pertama kalinya sejak Israel melancarkan Operasi Breaking Dawn melawan kelompok militan Palestina pada Jumat (5/8) sore.
Beberapa roket dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome di dekat ibu kota, dan tidak ada laporan cedera dalam serangan itu.
PIJ mengatakan pihaknya meluncurkan juga serangan roket “besar-besaran” di Tel Aviv dan kota selatan Beersheba.
Serangan itu sebagai tanggapan atas kematian seorang komandan senior dalam serangan udara Israel pada Sabtu (6/8) malam.
Sirene tidak berbunyi di Tel Aviv, melainkan di beberapa pinggiran selatan kota itu.
Di Beersheba, satu roket dicegat oleh Iron Dome dan satu lagi mendarat di lapangan terbuka di luar samping. Beberapa roket lagi jatuh di daerah lain di Israel selatan.
Di Netivot, sekitar 11 kilometer dari Jalur Gaza, sebuah roket mendarat di dekat stasiun kereta lokal, menyebabkan kebakaran.
Tidak ada korban luka dalam serangan jarak jauh itu, menurut para pejabat.
Dari total 780 roket yang ditembakkan PIJ, militer Israel mencatat sekitar 180 jatuh di Jalur Gaza.
Setidaknya dalam dua kasus, peluncuran roket yang gagal menewaskan warga sipil Palestina.
Sementara itu, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 29 orang telah tewas di Gaza, termasuk enam anak-anak. Sebanyak 203 orang lainnya dilaporkan terluka.
Operasi militer terhadap Gaza diluncurkan setelah beberapa hari penutupan dan penguncian di komunitas Israel di dekat Jalur Gaza.
Penguncian itu menyusil peringatan serangan yang akan segera terjadi lantaran PIJ berusaha untuk membalas penangkapan pemimpinnya di Tepi Barat Senin lalu.
Para pemimpin dan pejabat militer Israel mengatakan operasi itu dimulai karena Jihad Islam telah menolak untuk mundur dari rencananya untuk menyerang sasaran Israel yang dekat dengan perbatasan.
Dalam putaran pembukaan serangan Israel pada hari Jumat, militer membunuh salah satu komandan senior PIJ, Tayseer Jabari.
Menurut para pejabat Israel, dia berencana untuk menyerang warga sipil Israel di dekat perbatasan.
Jabari menggantikan Baha Abu al-Ata sebagai komandan kelompok itu di Gaza utara setelah yang terakhir tewas dalam serangan Israel pada 2019.
Dalam serangan udara besar lainnya, pada Sabtu malam Israel membunuh rekan Jabari di Gaza selatan, Khaled Mansour.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News