GenPI.co - Presiden Joe Biden tiba di Jepang pada Minggu (22/5), di bawah bayang-bayang ancaman Korut yang kemungkinan menguji rudal nuklir.
Dilansir dari AFP, Kunjungan Biden sendiri adalah leg kedua perjalanan Asia yang menggarisbawahi komitmen AS di kawasan itu.
Biden, melakukan perjalanan pertamanya ke Asia sebagai presiden, terbang dari Korea Selatan ke Pangkalan Udara Yokota di luar Tokyo.
Di Negeri Matahari Terbit, dia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan kaisar pada hari Senin (23/5) serta meluncurkan inisiatif perdagangan multilateral yang dipimpin AS.
Pada hari Selasa, ia memperkuat tema kepemimpinan Amerika di Asia-Pasifik dengan bergabung dengan para pemimpin Australia, India dan Jepang untuk pertemuan puncak kelompok Quad.
Perjalanan itu itu juga dilakukan ketika saingannya China mengalami gangguan ekonomi yang signifikan akibat wabah Covid.
Washington menyebut langkah Biden sebagai tampilan tekad AS untuk mempertahankan keunggulan komersial dan militernya di seluruh kawasan.
Akan, tetapi yang menggantung di setiap langkah perjalanan Biden adalah ketakutan bahwa Korea Utara yang tidak dapat diprediksi akan menguji rudal atau bom berkemampuan nuklir.
Spekulasi bahwa ini mungkin terjadi ketika Biden berada tepat di di Seoul, Korsel ternyata tidak terjadi.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa ancaman itu tetap ada.
"Jika Korea Utara bertindak, kami akan siap untuk merespons. Jika Korea Utara tidak bertindak, Korea Utara memiliki kesempatan, seperti yang telah kami katakan berulang kali, untuk datang ke meja,” kata Sullivan.
Para pejabat AS mengatakan, Pyongyang sejauh ini menolak untuk menjawab seruan AS untuk dialog.
Negara itu bahkan mengabaikan tawaran bantuan untuk memerangi wabah massal Covid-19 yang tiba-tiba.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News