Coba Mencapai Eropa, Lebih dari 3.000 Pengungsi Tewas di Laut

30 April 2022 07:25

GenPI.co - Lebih dari 3.000 pengungsi tewas atau hilang di laut Mediterania dan Atlantik ketika mencoba mencapai Eropa tahun lalu.

Hal tersebut diungkapkan PBB  pada Jumat (29/4), sembari menambahkan bahwa jumlah itu adalah 2 kali lipat korban dari tahun 2020.

Sebuah laporan baru dari badan pengungsi PBB menuntut tindakan segera untuk memerangi lonjakan kematian di antara para pengungsi, pencari suaka dan migran lain yang berusaha mencapai Eropa.

BACA JUGA:  Eskalasi Kekerasan, Perdana Menteri Swedia Tuding Imigran

Tahun lalu, total 3.077 orang hilang saat mencoba melintasi rute Mediterania dan Atlantik ke benua itu, laporan itu menunjukkan, naik dari 1.544 pada tahun 2020.

"Mengkhawatirkan, sejak awal tahun, tambahan 478 orang juga telah meninggal. atau hilang di laut," kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo kepada wartawan di Jenewa.

BACA JUGA:  Punya 9 Istri cantik, Pria Brasil ini Babak Belur Tiap Malam

Laporan tersebut menunjukkan bahwa untuk tahun 2021, 1.924 orang dilaporkan tewas atau hilang di rute Mediterania Tengah dan Barat, sementara 1.153 lainnya tewas di rute maritim Afrika Utara ke Kepulauan Canary.

"Sebagian besar penyeberangan laut dilakukan dengan perahu karet yang penuh sesak, tidak layak laut, banyak di antaranya terbalik atau kempes yang menyebabkan hilangnya nyawa," kata Mantoo.

BACA JUGA:  Pertempuran Antargeng di Haiti, Puluhan Tewas, Ribuan Mengungsi

Dia mengungkap, perjalanan laut dari negara-negara di pantai Afrika Barat seperti Mauritania dan Senegal ke Kepulauan Canary sangat berbahaya.

Pasalnya, penyeberangan bisa memakan waktu hingga 10 hari.

"Banyak kapal hanyut keluar jalur atau hilang tanpa jejak di perairan ini," katanya.

Laporan UNHCR memperingatkan bahwa jalur darat juga tak kalah berbahaya.

"Bahkan jumlah yang lebih besar mungkin telah meninggal dalam perjalanan melalui Gurun Sahara dan daerah perbatasan terpencil, di pusat-pusat penahanan, atau saat ditawan penyelundup atau penyelundup," kata Mantoo.

UNHCR memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 dan penutupan perbatasan terkait telah memperumit pergerakan lebih.

Wabah juga dan telah memaksa banyak pengungsi dan migran yang putus asa beralih ke penyelundup untuk melakukan perjalanan berbahaya mereka.

Badan PBB itu juga memperingatkan bahwa ketidakstabilan dan konflik politik, serta perubahan iklim dapat meningkatkan perpindahan berbahaya tersebut ke depan.

"UNHCR memohon dukungan untuk membantu memberikan alternatif yang berarti untuk perjalanan berbahaya ini dan mencegah orang menjadi korban perdagangan manusia," kata Mantoo.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co