Seorang Dokter Ajukan Teori Baru Kematian Yesus, Begini Katanya

17 April 2022 01:20

GenPI.co - Seorang dokter yang kini menjadi imam telah mengajukan teori baru tentang kematian Yesus.

Dilansir dari Mirror, Sabtu (16/4), Pendeta Profesor Patrick Pullicino telah menulis sebuah makalah ilmiah yang mengeklaim bahwa Yesus mungkin benar-benar meninggal karena komplikasi dari bahu yang terkilir.

Dalam kisah sengsara berdasarkan Kitab Suci, Yesus beberapa kali terjatuh ketika Dia dipaksa untuk memikul salibnya yang berat.

BACA JUGA:  Jelang Paskah, Katedral Tambah Kuota Jemaat Menjadi 75 Persen

Salib itu dibawa menaiki bukit yang dikenal sebagai Kalvari di Yerusalem, di mana Dia meninggal.

Pullicino, mantan konsultan ahli saraf di East Kent University Hospitals NHS Trust, berpendapat bahwa kesaksian tentang apa yang terjadi setelah kematian Yesus membuktikan teorinya.

BACA JUGA:  Umat Katolik di Jakarta Tak Perlu Rebutan Kuota Bergereja Lagi

Sepanjang sejarah, lukisan Yesus di kayu salib memperlihatkan luka tusukan di sisi tubuh-Nya.

Tikaman tombak itu dilakukan oleh seorang tentara Romawi yang menegaskan Yesus telah mati.

BACA JUGA:  Ibadah Jumat Agung di Gereja HKBP Cimahi Penuh Pengamanan

Dalam cerita, dari luka tersebut mengalir darah dan air.

Profesor pendeta Pullicino berpendapat ini pasti terjadi karena rongga antara tulang rusuk dan paru-paru telah dipenuhi darah.

Hal itu terjadi  ketika bahu kanan Yesus yang terkilir menyebabkan pecahnya arteri.

Kain Kafan Turin yang terkenal, diklaim sebagai kain yang digunakan untuk membungkus tubuh Yesus, adalah dasar dari studi Pullicino.

Pengujian karbon pada 1980-an percaya bahwa kain kafan itu berasal dari periode abad pertengahan, sementara klaim tahun 2010 membantahnya dan mengatakan itu berasal dari zaman Yesus.

Jejak pria di kafan itu, kata Pullicino, memperlihatkan tanda-tanda bahu yang terkilir.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co