GenPI.co - Pihak berwenang AS mengatakan, hacker Korea Utara bikin tercengang dengan aksi pencurian mata uang kripto senilai USD 620 juta bulan lalu.
Pihak berwenang AS pada Kamis (14/4) mengatakan bahwa aksi kejahatan siber itu menargetkan pemain gim Axie Infinity yang populer.
Axie Infinity sendiri adalah sebuah permainan di mana pemain dapat memperoleh kripto melalui gim atau memperdagangkan avatar mereka.
Peretasan itu adalah salah satu yang terbesar yang menghantam dunia kripto, menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan di industri tersebut.
Pencurian bulan lalu itu terjadi hanya beberapa minggu setelah pencuri menghasilkan sekitar USD 320 juta dalam serangan serupa.
"Melalui investigasi kami, kami dapat mengonfirmasi Lazarus Group dan APT38, pelaku cyber yang terkait dengan (Korea Utara), bertanggung jawab atas pencurian tersebut," kata FBI dalam sebuah pernyataan.
Lazarus Group menjadi terkenal pada tahun 2014 ketika dituduh meretas Sony Pictures Entertainment.
AKsi itu dikatakan sebagai balas dendam untuk "The Interview," sebuah film satir yang mengejek pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Program siber Korea Utara dimulai setidaknya pada pertengahan 1990-an dan telah berkembang menjadi unit perang siber berkekuatan 6 ribu orang.
Dikenal sebagai Biro 121, kelompok ini beroperasi dari beberapa negara termasuk Belarusia, Cina, India, Malaysia, dan Rusia, menurut laporan militer AS tahun 2020.
Peretas Korea Utara mencuri cryptocurrency senilai sekitar USD 400 juta melalui serangan siber pada outlet mata uang digital tahun lalu, platform data blockchain Chainalysis mengatakan pada bulan Januari.
Dalam kasus pencurian Axie Infinity, penyerang mengeksploitasi kelemahan dalam pengaturan yang dilakukan oleh Sky Mavis, perusahaan yang berbasis di Vietnam di belakang permainan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News