GenPI.co - Panglima militer Rusia diduga menyembunyikan kebenaran mengenai perang di Ukraina dari Presiden Vladimir Putin.
Hal tersebut diungkapkan pejabat Barat, sebagaimana diberitakan Mirror, Rabu (30/1). Mereka percaya, petinggi Kremlin berbohong kepada Putin tentang kemajuan invasi.
Putin diketahui mengelilingi dirinya dengan lingkaran dalam yang ketat dari staf terpercaya.
Tetapi para pejabat Barat meragukan para pembantunya yang setia itu dapat jujur atau memiliki pengaruh terhadap pemimpin mereka yang ditakuti.
“Bahkan jika mereka mampu mempengaruhi dia, apakah mereka akan siap untuk mengatakan kebenaran tentang kemajuan yang cukup buruk dari kampanye ini?,” kata seorang pejabat barat.
Kemunduran Rusia dan perlawanan Ukraina sejak pasukan Kremlin menyerbu pada 24 Februari telah mengejutkan para ahli militer. Hal itu juga memicu pertikaian sengit di antara hierarki Rusia.
Pejabat lain di barat menduga kemungkinan bahwa dalam sistem Rusia berbagai elemen akan saling menyalahkan atas kurangnya keberhasilan, sehingga juga akan memperumit tantangan untuk kebenaran.
"Orang-orang akan menjadi sangat defensif tentang kegagalan mereka sendiri, dan, saya pikir, ingin menuding orang lain," tambah pejabat itu.
Pengunduran diri yang dilaporkan oleh pasukan Moskow disebut sebagai bukti betapa buruknya perhitungan Presiden Putin
Pejabat barat mengatakan, mata-mata Kremlin dikatakan bersalah atas bencana kegagalan intelijen menjelang invasi.
Rusia dikatakan percaya bahwa Ukraina akan menyambut mereka di perbatasan.
Ada juga klaim bahwa agen yang menyadari potensi jebakan berperang terlalu takut untuk memberi tahu atasan.
Seorang pejabat mengatakan bahwa ada banyak refleksi diri di badan intelijen bahwa mereka salah menilai suasana nasional Ukraina.
“Sejauh mereka melakukannya dengan benar, mereka tidak mengomunikasikannya dengan benar,” katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News