GenPI.co - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy buka suara mengenai temuan laboratorium senjata biologis di negaranya oleh militer Rusia.
Dia menyangkal tuduhan itu dengan mengatakan bahwa tidak ada senjata kimia atau senjata pemusnah massal lainnya yang dikembangkan di Ukraina
"Saya adalah Presiden negara yang memadai, bangsa yang memadai. Dan ayah dari dua anak. Dan tidak ada bahan kimia atau senjata pemusnah massal lainnya yang dikembangkan di tanah saya," kata Zelenskiy dalam sebuah video yang diposting pada Jumat (11/3) pagi.
Dia juga memperingatkan Rusia bahwa penggunaan senjata biologis terhadap negaranya akan mengundang "sanksi paling berat.
"Seluruh dunia tahu itu. Anda tahu itu. Dan jika Rusia melakukan hal seperti itu terhadap kami, itu akan mendapat tanggapan sanksi paling berat," katanya.
Dalam briefing yang disiarkan televisi pada hari Kamis (10/3), juru bicara kementerian pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa tujuan laboratorium itu adalah untuk membangun mekanisme penyebaran diam-diam dari patogen mematikan.
Dia menambahkan bahwa progam tersebut didanai oleh Amerika Serikat.
Konashenkov mengklaim kementerian telah memperoleh dokumen yang merinci kegiatan militer-biologis AS di Ukraina, termasuk tentang transfer biomaterial Ukraina ke luar negeri.
"Laboratorium bio yang didirikan dan didanai di Ukraina telah bereksperimen dengan sampel virus corona kelelawar, "tambah Konashenkov.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers Kamis malam setelah pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba mengulangi klaim tersebut.
Dia mengatakan Washington telah mendanai pengembangan senjata biologis di Ukraina.
"Amerika melakukan pekerjaan ini dengan sangat rahasia. Sama seperti bagaimana mereka bekerja di negara-negara bekas Soviet lainnya, menciptakan laboratorium militer-biologis mereka tepat di sepanjang perbatasan Rusia," katanya.
Baik Washington maupun Kyiv telah menyangkal keberadaan laboratorium yang dimaksudkan untuk memproduksi senjata biologis di negara itu.
Rusia telah berulang kali menuduh Amerika Serikat diam-diam melakukan eksperimen biologis di laboratorium di Georgia, bekas republik Soviet lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News