Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Australia Sorot Siasat Xi Jinping

09 Maret 2022 17:20

GenPI.co - Direktur jenderal Kantor Intelijen Nasional Australia Andrew Shearer menduga Presiden China Xi Jinping berencana untuk mendominasi Indo-Pasifik dan menggunakan kawasan itu sebagai pijakan untuk mengambil alih posisi pemimpin dunia dari tangan Amerika Serikat.

Menurutnya, konvergensi strategis baru antara Beijing dan Moskow yang mengganggu telah berkembang dan risiko konflik kekuatan besar telah meningkat sejak Rusia menginvasi Ukraina.

"Kami melihat seorang pemimpin Xi Jinping yang benar-benar sedang berjuang dan memperkuat negaranya demi perjuangan untuk menggeser Amerika Serikat sebagai kekuatan yang memimpin dunia," kata Shearer pada sebuah jumpa pers, dilansir dari Reuters, Rabu (9/3/2022).

BACA JUGA:  Titah Xi Jinping Keluar Lagi, 3 Raksasa Teknologi Kena Ancaman

Dia juga memperingatkan invasi Rusia di Ukraina dapat meluas menjadi konflik regional atau global.

"Kami harus bekerja lebih keras untuk menjaga kualitas liberal dari tatanan berbasis aturan di Eropa dan di sini, di kawasan Indo-Pasifik," jelasnya.

BACA JUGA:  Rusia vs Ukraina, Xi Jinping Keluarkan Perintah, Isinya Dahsyat

Shearer menambahkan ancaman geopolitik akan berpusat pada teknologi, termasuk menggunakan serangan siber, sehingga Australia harus memperkuat pertahanan sibernya tanpa menutup diri dari perdagangan dan berbagi informasi.

"Kami memerlukan ekonomi terbuka yang berkembang sehingga kita dapat mendanai peningkatan belanja pertahanan yang menjadi komitmen pemerintah, tapi ini bukan menang-kalah antara ekonomi dan keamanan," tegas dia.

BACA JUGA:  Xi Jinping Mulai Bergerak, China Masuk Perang Rusia dan Ukraina

Shearer menilai, sejak invasi Rusia di Ukraina kemungkinan terjadinya konflik di antara kekuatan-kekuatan besar semakin tinggi.

Dia mengaku terkejut dengan ketahanan Ukraina menghadapi pasukan Rusia.

Namun, dia memprediksi akan adanya pekan-pekan brutal dan penuh darah karena pemimpin Rusia Vladimir Putin memiliki semua yang kini dipertaruhkan.

Seperti diketahui, Kremlin, yang menyebut aksi militernya sebagai operasi khusus, dan itu bermaksud untuk melucuti Ukraina dan menggulingkan pemimpin "neo-Nazi" di negara tersebut.

Sementara, Ukraina dan Barat menganggap hal tersebut sebagai dalih untuk melancarkan perang yang dipilih, bukan perang untuk membela diri yang telah memicu kekhawatiran pada konflik yang lebih luas di Eropa.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co